Jigong Bisa Menurunkan Daya Tahan Tubuh? Ini Penjelasan Medisnya

Ilustrasi bau jigong
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Kamu mungkin pernah mengabaikan karang gigi alias jigong, berpikir bahwa masalah itu cuma soal estetika atau napas tidak sedap. Tapi ternyata, ada hal yang jauh lebih serius di balik tumpukan plak yang mengeras di gigi yakni infeksi kronis yang membebani sistem imun tubuh.

 

Faktanya, karang gigi yang dibiarkan terus-menerus bisa menjadi pintu masuk berbagai masalah kesehatan sistemik. Mulai dari kelelahan kronis, rentan terkena flu, hingga komplikasi serius pada orang dengan imunitas lemah. Kok bisa? Simak penjelasan medis dari pakar kesehatan masyarakat dan kedokteran gigi dari University of Wisconsin School of Medicine and Public Health, Dr. Marisol Téllez-Girón.

 

Karang gigi atau dalam istilah medis disebut dental calculus, adalah tumpukan plak yang telah mengeras karena tidak dibersihkan secara rutin. Plak ini berasal dari sisa makanan, bakteri, dan air liur yang menempel di permukaan gigi. Bila dibiarkan, bakteri dalam plak akan terus berkembang biak, menyebabkan iritasi dan peradangan pada gusi.

 

Awalnya hanya berupa gingivitis alias radang gusi ringan. Namun jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi periodontitis, yakni peradangan jaringan penyangga gigi yang bersifat kronis dan permanen. Inilah bentuk infeksi jangka panjang di dalam mulut yang bisa terus-menerus mengaktifkan sistem imun.

"Karang gigi bukanlah benda mati yang ‘nempel’ begitu saja. Karang gigi jadi rumah bagi miliaran bakteri yang terus menginvasi jaringan lunak di mulut," kata Marisol.

 

Menurut Marisol, setiap kali tubuh mendeteksi adanya infeksi, sistem imun akan merespons dengan mengaktifkan sel-sel pertahanan seperti neutrofil, makrofag, dan limfosit. Namun saat infeksi bersifat kronis seperti periodontitis, sistem imun harus terus bekerja tanpa henti.

 

1. Infeksi Kronis Menjadi Beban Terus-Menerus bagi Sistem Imun

 

Saat mulut terus-menerus mengalami inflamasi, tubuh berada dalam kondisi siaga. Sistem imun seakan “lembur” setiap hari untuk melawan bakteri di gusi. Lama-lama, tubuh mengalami immune fatigue, yakni kondisi di mana sel-sel imun menjadi kurang efisien dalam merespons ancaman lain.

"Infeksi kronis di mulut bisa melemahkan garis pertahanan pertama tubuh. Akibatnya, tubuh lebih mudah terserang infeksi lain, bahkan yang ringan seperti flu," ujarnya. 

 

2. Produksi Sitokin Berlebihan: Menambah Beban Tubuh

 

Bakteri dari karang gigi merangsang produksi sitokin, yaitu protein yang memperantarai proses inflamasi. Beberapa sitokin seperti interleukin-1 dan TNF-alpha bisa menyebar melalui darah dan memicu peradangan di organ lain.

 

Jika terus-menerus tinggi, sitokin bisa membuat tubuh dalam kondisi peradangan sistemik ringan yang berkepanjangan. Kondisi ini bukan hanya melemahkan imun, tapi juga dikaitkan dengan penyakit kronis lain seperti jantung, ginjal, dan bahkan gangguan autoimun.

Penelitian di berbagai negara menunjukkan keterkaitan antara infeksi gusi kronis dan gangguan sistem imun. Dalam Journal of Clinical Immunology  di tahun 2018 lalu mengungkap bahwa pasien dengan periodontitis kronis menunjukkan penurunan fungsi sel T dan natural killer cells—dua komponen penting dalam sistem imun.

Sementara itu dalam penelitian yang dilakukan Harvard School of Dental Medicine, ditemukan peningkatan kadar penanda inflamasi sistemik seperti C-reactive protein (CRP) dan interleukin-6 pada pasien dengan infeksi gusi menahun. Sedangkan Meta-analisis di 2022 lalu menunjukkan pasien yang menjalani scaling dan root planing mengalami penurunan biomarker inflamasi sistemik hingga 40% dalam waktu 3 bulan.

 

Gejala Imun Lemah yang Bisa Berawal dari Jigong 

Lantaran infeksi mulut tidak selalu menunjukkan gejala dramatis, banyak orang tak sadar kalau karang gigi sudah mengganggu sistem imun. Perhatikan tanda-tanda berikut:

  • Gusi berdarah atau bengkak yang tak kunjung sembuh

  • Sering sariawan atau luka di mulut

  • Napas bau padahal sudah gosok gigi

  • Gampang flu atau batuk berkepanjangan

  • Tubuh lemas, lelah, atau sering sakit ringan

Jika kamu mengalami kombinasi dari gejala ini, sebaiknya periksa ke dokter gigi dan dokter umum. Bisa jadi sistem imunmu sedang kewalahan karena infeksi gigi yang tak kunjung dibersihkan.

 

Siapa yang Paling Rentan?

 

Menurut Dr. Téllez-Girón, ada beberapa kelompok yang sangat rentan mengalami dampak buruk dari infeksi mulut kronis akibat jigong:

 

  • Pasien diabetes
    Gula darah tinggi membuat penyembuhan luka di gusi lambat. Sebaliknya, infeksi di gusi bisa meningkatkan resistensi insulin dan memperburuk gula darah.

  • Pasien kanker atau yang sedang kemoterapi
    Imunitas mereka sedang ditekan, sehingga infeksi dari mulut bisa menyebar cepat ke organ vital.

  • Pasien HIV/AIDS atau autoimun
    Kondisi imunnya sudah terganggu, dan infeksi kecil pun bisa menyebabkan komplikasi serius.

  • Lansia
    Penurunan fungsi kekebalan tubuh secara alami membuat mereka lebih mudah mengalami infeksi sistemik.

  • Penderita penyakit jantung
    Bakteri dari mulut dapat masuk ke aliran darah dan memicu infeksi pada katup jantung (endokarditis), kondisi yang sangat berbahaya.

 

 

 

 

 

Cara Melindungi Imun Lewat Perawatan Mulut

 

Dr. Téllez-Girón menyampaikan bahwa perawatan mulut harus dilihat sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan menyeluruh, bukan sekadar urusan penampilan. Berikut langkah-langkah yang disarankan:

 

  • Scaling minimal 6 bulan sekali
    Membersihkan karang gigi yang sudah mengeras dan tak bisa dihilangkan dengan sikat biasa.

  • Sikat gigi 2 kali sehari + flossing
    Gunakan sikat berbulu lembut dan pasta gigi mengandung fluoride.

  • Kumur dengan antiseptik bebas alkohol
    Alkohol bisa membuat mulut kering dan mempercepat pertumbuhan bakteri.

  • Konsumsi makanan antiinflamasi
    Seperti sayuran hijau, buah berry, ikan berlemak (salmon, tuna), dan kacang-kacangan.

  • Batasi makanan tinggi gula dan tepung putih
    Karbohidrat olahan cepat menjadi makanan bagi bakteri penyebab plak.