Sering Tahan Buat BAB? Ini Efek Mengerikannya untuk Usus & Otakmu

Ilustrasi buang air besar
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Kamu lagi di tengah rapat penting, atau lagi dalam perjalanan jauh, tiba-tiba perut mulai mulas. Tapi kamu tahan, sambil bilang dalam hati, 'Nanti saja, sekarang belum sempat'. Kalau cuma sekali dua kali sih mungkin nggak masalah. Tapi kalau sudah jadi kebiasaan?

Menahan buang air besar (BAB) terlalu sering ternyata bukan cuma soal ketidaknyamanan sementara. Ada konsekuensi serius yang bisa terjadi di balik kebiasaan sepele ini. Mulai dari masalah pencernaan, usus yang terganggu, hingga efeknya ke otak. Serius!

Menurut ahli gastroenterologi asal Amerika Serikat yang sering mengedukasi soal kesehatan usus lewat kanal YouTube dan podcast-nya, Dr. Sameer Islam menjelaskan bahwa setiap kali kamu menahan BAB, kamu mengabaikan sistem alami tubuh. Jika dilakukan berulang kali, tubuh akan mulai berhenti memberi sinyal yang kuat.

Bagaimana Tubuh Tahu Kapan Harus BAB?

Setelah kamu makan, tubuh secara otomatis akan mengaktifkan refleks gastrokoli, ini adalah reaksi alami usus besar yang berkontraksi untuk mendorong isi perut ke bawah. Otak akan mengirim sinyal “Ayo ke toilet!”

Proses ini bekerja sangat teratur dan terhubung langsung dengan sistem saraf enterik, sistem saraf khusus di saluran cerna yang juga dikenal sebagai otak kedua.

Masalahnya, saat kamu memilih untuk menahan BAB, kamu mengabaikan sinyal ini. Lama-lama, tubuh bisa jadi bingung dan tidak lagi merespons dorongan alami tersebut.

Efek Langsung: Feses Jadi Keras, BAB Jadi Sakit

Feses yang siap dikeluarkan seharusnya tidak disimpan terlalu lama. Tapi ketika ditahan, air dalam feses akan terus diserap oleh dinding usus besar. Akibatnya, feses jadi kering, keras, dan lebih sulit untuk dikeluarkan.

Kondisi ini bisa memicu, konstipasi (sembelit), fisura ani (luka kecil di sekitar anus karena feses keras), hingga impaksi feses (feses membatu dan menumpuk di rektum, perlu bantuan medis).

Bayangkan saat akhirnya kamu ke toilet, proses yang seharusnya lancar malah berubah jadi pengalaman menyakitkan dan penuh perjuangan. Ini bukan cuma soal rasa sakit, tapi juga bisa merusak jaringan anus jika berlangsung terus-menerus.

Efek Jangka Panjang: Usus Bisa Rusak, Otak Jadi Terganggu

Kebiasaan menahan BAB tidak hanya berdampak pada usus, tapi juga bisa memengaruhi otak. Kok bisa?

Usus memiliki koneksi langsung dengan otak lewat gut-brain axis, sistem komunikasi dua arah antara sistem saraf pusat dan sistem saraf usus. Kalau usus terganggu, otak juga bisa terkena imbasnya.

“Usus kita punya sistem saraf sendiri yang sangat kompleks. Kalau kamu ganggu terus dengan menahan BAB, efeknya bukan cuma ke perut tapi juga bisa ke pikiran dan emosi,” ujar Dr. Islam.

Dampaknya bisa berupa mood swing atau gampang emosi, kecemasan meningkat, penurunan konsentrasi hingga perasaan tidak nyaman secara terus-menerus.

Lebih dari itu, kemampuan usus untuk merespons sinyal buang air besar bisa menurun. Jadi, kamu malah makin jarang merasa 'pengen BAB', padahal feses terus menumpuk. Ini adalah awal dari gangguan motilitas usus kronis.

Menahan BAB Bisa Picu Wasir & Penyakit Serius Lainnya

Ketika feses makin keras dan kamu terpaksa mengejan terlalu kuat saat BAB, tekanan di area rektum dan anus akan meningkat. Inilah yang bisa memicu wasir (hemoroid), pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus yang bisa bikin nyeri, gatal, dan berdarah.

Selain itu, risiko prolaps rektum (bagian akhir usus yang keluar dari anus) juga meningkat jika kamu terlalu sering mengejan akibat feses yang sulit keluar.

Bagi penderita gangguan usus seperti IBS (Irritable Bowel Syndrome) atau penyakit radang usus seperti Crohn’s disease, kebiasaan menahan BAB bisa memperparah gejala mereka.

Kapan Kamu Harus Waspada?

Kalau kamu mengalami beberapa gejala berikut, bisa jadi sistem pencernaanmu mulai terganggu akibat terlalu sering menahan BAB:

  • Ingin BAB tapi tidak bisa keluar

  • Perut terasa penuh, kembung, atau tidak nyaman

  • BAB terasa sakit, keras, bahkan berdarah

  • Pola BAB tidak teratur atau semakin jarang

  • Perubahan mood tanpa sebab jelas

Kalau ini terjadi berulang, sebaiknya konsultasi ke dokter, terutama jika disertai dengan penurunan berat badan, demam, atau nyeri hebat di perut bagian bawah.

Tips Simpel Biar Nggak Perlu Menahan BAB Lagi

Berikut beberapa tips mudah agar kamu bisa BAB secara teratur tanpa perlu menahannya:

  1. Langsung respons sinyal tubuh.
    Begitu terasa ingin BAB, sebaiknya segera cari toilet. Jangan ditunda.

  2. Bangun rutinitas pagi.
    Cobalah untuk BAB di pagi hari secara rutin, setelah minum air hangat atau sarapan ringan.

  3. Perbanyak asupan serat dan air.
    Makan buah, sayur, biji-bijian, dan minum cukup air akan membantu melunakkan feses.

  4. Bergerak aktif setiap hari.
    Aktivitas fisik seperti jalan kaki bisa merangsang gerakan usus.

  5. Gunakan toilet stool (bangku kecil).
    Mengangkat sedikit posisi kaki saat duduk di toilet bisa membantu feses keluar lebih lancar.

  6. Kurangi stres.
    Karena sistem saraf usus terhubung dengan otak, kondisi mental juga berpengaruh pada kelancaran BAB.

Tubuh kita punya sistem alami yang dirancang untuk membuang sisa makanan secara rutin. Ketika kamu menahannya, kamu mengganggu proses penting ini dan membuka jalan untuk berbagai gangguan kesehatan.

Menahan BAB terlalu sering bukan cuma bikin sembelit, tapi juga bisa merusak usus, memicu wasir, bahkan memengaruhi kondisi mentalmu. Jangan tunggu sampai sistem pencernaanmu rusak hanya karena alasan ‘toilet nggak nyaman’ atau ‘lagi buru-buru’.

Dengarkan tubuhmu. Ketika sinyal datang, jangan tunda, karena menjaga kebiasaan sehat dimulai dari hal paling sederhana seperti tidak menahan BAB.