BAB Berwarna Putih atau Abu-Abu? Bisa Jadi Pertanda Saluran Empedumu Bermasalah

Ilustrasi buang air besar
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Pernah perhatikan warna tinja kamu saat buang air besar? Meski terlihat sepele dan bikin males ngelihat, warna feses ternyata bisa jadi petunjuk penting kondisi tubuh kita, lho.

Biasanya, tinja berwarna cokelat dari muda sampai gelap dan ini dianggap normal. Tapi kalau kamu menemukan tinja berwarna putih, pucat, atau abu-abu, jangan langsung abaikan, karena ini bisa jadi tanda masalah serius pada hati, empedu, atau pankreas yang butuh perhatian medis segera.

Sebelum panik, mari pahami dulu kenapa feses berwarna seperti itu. Warna cokelat pada tinja berasal dari bilirubin, yaitu zat sisa hasil pemecahan sel darah merah yang diolah di hati dan dibuang lewat empedu ke dalam usus. Nah, empedu inilah yang memberi warna khas pada tinja kita.

Kalau aliran empedu ke usus terganggu, warna tinja jadi berubah drastis, bahkan bisa menjadi putih atau keabu-abuan. Ini bukan sesuatu yang normal.

Menurut Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi-Hepatologi dari Mount Sinai Hospital di New York, Dr. Scott Friedman, warna pucat atau keabu-abuan pada tinja adalah indikator bahwa aliran empedu dari hati ke usus terganggu. Ini bisa menandakan masalah struktural seperti sumbatan atau gangguan fungsi hati.

Penyebab Tinja Berwarna Putih atau Abu-Abu

Banyak hal yang bisa menyebabkan warna feses jadi pucat. Tapi sebagian besar berhubungan dengan sistem hepatobilier (gabungan antara hati, kantung empedu, dan pankreas). Berikut beberapa penyebab utama:

1. Sumbatan Saluran Empedu (Obstruksi Bilier)

Ini adalah penyebab paling umum. Saluran empedu bisa tersumbat oleh:

  • Batu empedu yang menyumbat saluran keluar empedu.
  • Tumor di sekitar hati atau pankreas.
  • Penyempitan (striktur) akibat peradangan kronis.
  • Infeksi seperti kolangitis (infeksi saluran empedu).

Kalau empedu tersumbat, cairan empedu nggak bisa masuk ke usus dan tinja jadi kehilangan warna.

2. Penyakit Hati

Gangguan fungsi hati juga bisa menghambat produksi atau aliran empedu, seperti:

  • Hepatitis akut atau kronis
  • Sirosis hati
  • Penyakit hati berlemak (fatty liver) yang makin banyak diderita orang muda sekarang

3. Kanker Pankreas atau Kanker Saluran Empedu

Kanker di sekitar kepala pankreas atau saluran empedu bisa menekan dan menutup jalur empedu. Ini termasuk kondisi serius dan butuh penanganan cepat.

4. Efek Obat-obatan

Beberapa jenis obat bisa mengubah warna tinja menjadi putih:

  • Antibiotik tertentu (seperti augmentin dosis tinggi)
  • Obat antijamur
  • Obat berbasis bismuth atau antasida tertentu

Tinja putih akibat obat biasanya akan hilang setelah konsumsi obat dihentikan. Tapi jika berlangsung lebih dari 2–3 hari, tetap perlu diperiksa.

5. Kondisi Bawaan pada Bayi

Pada bayi baru lahir, tinja putih bisa menandakan atresia bilier, yaitu kelainan bawaan yang menyebabkan saluran empedu tidak terbentuk sempurna. 

Gejala Lain yang Harus Diwaspadai

Tinja yang berubah warna bukan satu-satunya tanda. Kalau kamu mengalami tinja putih atau pucat disertai satu atau beberapa gejala berikut, sebaiknya segera periksakan diri:

  • Kulit dan mata menguning (jaundice)
  • Urine berwarna gelap seperti teh
  • Gatal-gatal yang intens dan menyebar
  • Nyeri perut kanan atas
  • Mual dan muntah
  • Penurunan nafsu makan dan berat badan
  • Badan terasa cepat lelah

Dr. Scott Friedman mengingatkan bahwa kombinasi tinja pucat, urine gelap, dan kulit kuning adalah alarm klinis yang artinya ada gangguan besar dalam sistem hati dan empedu.

“Penanganan cepat sangat penting,” kata dia.

Kapan Harus Segera ke Dokter?

  • Tinja putih berlangsung lebih dari dua hari berturut-turut.
  • Disertai gejala kuning, mual, nyeri perut, atau urine gelap.
  • Ada riwayat penyakit hati, batu empedu, atau penurunan berat badan mendadak.

Jangan menunggu kondisi makin parah. Deteksi dan penanganan dini bisa mencegah komplikasi lebih lanjut, termasuk gagal hati atau kanker saluran empedu.

Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mencari penyebab pastinya:

1. Pemeriksaan Fisik dan Wawancara Gejala

Riwayat kesehatan, pola makan, penggunaan obat, serta pengamatan kondisi tubuh (apakah ada jaundice, misalnya).

2. Tes Darah

  • Liver function test (LFT) → memeriksa enzim hati (ALT, AST, ALP, GGT)
  • Kadar bilirubin
  • Tes hepatitis (jika dicurigai infeksi virus)

3. Pemeriksaan USG

  • USG perut → untuk melihat batu empedu, pelebaran saluran empedu, atau pembesaran organ.
  • CT scan/MRI/MRCP → visualisasi lebih jelas terhadap saluran empedu, pankreas, dan hati.

4. Endoskopi (ERCP)

Jika dicurigai sumbatan, prosedur ini bisa dilakukan untuk melihat langsung saluran empedu dan bahkan mengangkat batu atau memasang stent.

Bisa Dicegah?

Tidak semua kasus bisa dicegah (terutama jika berkaitan dengan tumor atau faktor genetik), tapi beberapa langkah berikut bisa membantu menjaga kesehatan hati dan empedu:

  • Hindari konsumsi alkohol berlebihan
  • Jaga berat badan ideal dan kontrol kolesterol
  • Batasi makanan berlemak tinggi
  • Vaksinasi hepatitis A dan B
  • Olahraga teratur
  • Rutin medical check-up jika punya faktor risiko