Air Rebusan Mi Harus Diganti? Ini Alasannya Kalau Kamu Nggak Mau ‘Minum Lilin’
- Freepik
Lifestyle –Siapa sih yang nggak suka mi instan? Cepat masaknya, harganya bersahabat, dan rasanya bikin nagih apalagi pas tanggal tua atau saat malas masak. Tapi dibalik kepraktisan itu, ada satu kebiasaan yang sering diabaikan adalah air rebusannya jarang diganti.
Padahal, dari tampilannya aja, air rebusan mi instan sering kali keruh, berbusa, bahkan kadang agak berminyak. Nah, menurut banyak ahli gizi, termasuk profesor nutrisi dari New York University, Dr. Lisa Young mengungkap air ini nggak cuma sekadar sisa rebusan mi, tapi juga bisa mengandung zat-zat yang sebaiknya nggak ikut masuk ke tubuh kita.
"Yang praktis belum tentu sehat. Makanan olahan seperti mi instan perlu dimasak dengan teknik yang bijak agar tidak membahayakan kesehatan," kata Dr. Lisa Young.
Apa Aja Sih Isi Mi Instan?
Mi instan dibuat dari tepung terigu, minyak sawit, dan beragam zat tambahan supaya awet, kenyal, dan tidak saling lengket. Beberapa mi instan dilapisi food-grade wax atau lilin makanan, supaya tampilannya mulus dan tahan lama.
Selain itu, ada juga pewarna, pengawet, penguat rasa seperti MSG, dan antioksidan seperti TBHQ (tertiary butylhydroquinone) yang sering digunakan dalam makanan kemasan.
Dr. Lisa Young menjelaskan bahwa zat-zat tambahan ini memang diizinkan dalam jumlah tertentu, tapi kalau dikonsumsi berulang kali tanpa dikurangi, bisa memberi dampak buruk jangka panjang.
Apa yang Terjadi Saat Mi Direbus?
Ketika kamu merebus mi, suhu panas membuat lapisan lilin di permukaan mi larut sedikit demi sedikit. Belum lagi sisa pengawet dan partikel halus dari tepung yang ikut lepas ke air. Itulah kenapa:
- Air rebusan jadi keruh dan berbusa
- Kadang terlihat berminyak
- Permukaan air bisa berubah warna jadi kekuningan
Semua ini bukan cuma efek bumbu, tapi tanda bahwa zat-zat aditif larut dalam air.
"Air rebusan pertama sering kali mengandung bahan sisa yang tidak diperlukan tubuh. Sebaiknya dibuang," ungkap Dr. Lisa Young.
Bahaya Jika Air Rebusan Pertama Langsung Dikonsumsi
1. Beban untuk Hati dan Ginjal
Tubuh butuh waktu lebih lama menyaring zat tambahan seperti lilin, natrium tinggi, dan pengawet. Jika sering dikonsumsi, ini bisa memberi beban pada organ detoks utama kita yakni hati dan ginjal.
2. Risiko Tekanan Darah Tinggi
Mi instan terkenal tinggi garam. Kalau air rebusannya tetap dikonsumsi, berarti kamu juga menyerap kandungan natrium berlebih yang bisa memicu tekanan darah naik dan perut kembung.
3. Peradangan Jangka Panjang
Konsumsi TBHQ dalam jumlah besar dan terus-menerus dikaitkan dengan kerusakan sel, stres oksidatif, bahkan gangguan sistem imun. Walaupun satu mangkuk mi nggak langsung bikin sakit, tapi kalau kebiasaan ini dilakukan berkali-kali, dampaknya bisa menumpuk.
Kenapa Sebaiknya Ganti Air Dua Kali?
Ini langkah sederhana tapi berdampak besar:
- Rebus mi 2–3 menit hingga setengah matang
- Buang air rebusannya
- Tambahkan air baru dan lanjutkan masak hingga matang
- Baru campurkan bumbu (lebih baik jangan semuanya)
Dengan cara ini, kamu:
- Mengurangi sisa lapisan lilin dan tepung
- Menurunkan kandungan garam dan zat pengawet
- Membuat tekstur mi lebih ringan dan tidak terlalu berminyak
- Lebih aman untuk pencernaan, terutama anak-anak dan orang dengan masalah lambung
Semua Mi Instan Harus Direbus Dua Kali?
Secara umum, ya terutama mi instan bertekstur halus dan mengilap. Produk mi dengan bumbu cair atau minyak tambahan juga sebaiknya dimasak dengan cara ini.
Untuk mi sehat seperti mi organik, mi gandum utuh, atau produk bebas pengawet, air rebusan mungkin tidak terlalu bermasalah. Tapi tetap lebih baik berhati-hati daripada menyesal, kan?
“Cara memasak mi sangat memengaruhi nilai gizinya. Ganti air rebusan itu langkah mudah tapi sangat signifikan,” kata Dr. Lisa Young
Tips Masak Mi Instan Lebih Sehat
Selain mengganti air rebusan, kamu juga bisa mengakali agar mi instan tetap jadi pilihan “darurat” yang sehat:
- Jangan pakai semua bumbu instan – cukup setengah atau buat kuah dari kaldu homemade
- Tambahkan sayuran segar seperti sawi, wortel, atau tomat
- Masukkan sumber protein seperti telur rebus, tahu, ayam suwir
- Jangan minum kuahnya sampai habis
- Pilih mi instan dengan label rendah sodium atau tanpa MSG