Benarkah Golongan Darah Bisa Mempengaruhi Risiko Stroke? Ini Penjelasannya!

Ilustrasi tes golongan darah
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Selama ini, banyak dari kita hanya tahu golongan darah untuk urusan donor, transfusi, atau sekadar penasaran cocok-tidaknya dengan pasangan. Tapi tahukah kamu bahwa golongan darah juga bisa berhubungan dengan risiko penyakit serius, salah satunya stroke?

Beberapa penelitian medis terbaru menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah tertentu, khususnya golongan darah A dan AB memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami stroke iskemik, jenis stroke yang terjadi karena penyumbatan pembuluh darah ke otak terutama pada usia muda.

Lalu, seberapa besar pengaruh golongan darah terhadap stroke? Apakah golongan darah O lebih aman? Apa yang bisa kita lakukan agar tetap sehat, apapun golongan darah kita? Yuk, kita bahas tuntas di artikel ini dengan penjelasan langsung dari salah satu ahli neurologi dunia, Dr. Steven J. Kittner.

Pada tahun 2022, para peneliti dari University of Maryland School of Medicine menerbitkan studi besar yang menggemparkan dunia medis. Studi ini menganalisis data dari lebih dari 17.000 orang yang pernah mengalami stroke sebelum usia 60 tahun, dan membandingkannya dengan lebih dari 600.000 orang sehat sebagai pembanding.

Hasilnya mengejutkan, yang mana orang dengan golongan darah A memiliki risiko 16 persen lebih tinggi mengalami stroke iskemik dini dibanding golongan darah lainnya, jelas neurolog dan peneliti utama studi tersebut, Dr. Steven J. Kittner.

Sebaliknya, mereka yang memiliki golongan darah O justru ditemukan memiliki risiko 12 persen lebih rendah terkena stroke dini dibanding kelompok lain.

Mengapa Golongan Darah Bisa Mempengaruhi Stroke?

Untuk memahami kaitannya, kita perlu tahu bahwa golongan darah tidak hanya menentukan siapa bisa donor ke siapa. Golongan darah terbentuk dari kombinasi antigen (zat di permukaan sel darah merah) dan antibodi dalam plasma darah. Kombinasi inilah yang bisa memengaruhi sistem pembekuan darah.

Dr. Kittner menjelaskan, bahwa golongan darah A dan AB diketahui cenderung memiliki kadar faktor pembekuan darah seperti faktor von Willebrand yang lebih tinggi dibanding golongan O. Ini bisa meningkatkan kemungkinan terbentuknya gumpalan darah (trombosis), yang menjadi pemicu stroke iskemik.

Singkatnya, darah orang dengan golongan A atau AB lebih “kental” dan lebih mudah membentuk gumpalan. Bila gumpalan ini menyumbat pembuluh darah ke otak, maka terjadilah stroke.

Golongan Darah O Lebih Aman, Tapi Bukan Kebal

Banyak yang langsung merasa aman setelah tahu bahwa golongan darah O punya risiko lebih rendah. Tapi perlu diingat, ini bukan berarti mereka bebas dari ancaman stroke.

Stroke adalah kondisi yang multifaktor. Artinya, bukan hanya dipengaruhi oleh golongan darah, tapi juga oleh gaya hidup, riwayat kesehatan, tekanan darah tinggi, diabetes. Selain itu, riwayat kolesterol, kebiasaan merokok, obesitas dan riwayat keluarga dengan stroke.

Dr. Kittner mengingatkan, kalau golongan darah adalah salah satu faktor risiko kecil. Faktor terbesar tetaplah gaya hidup dan kondisi medis yang bisa dikendalikan. 

Jenis Stroke yang Terkait Golongan Darah

Perlu kamu tahu, stroke terbagi dua jenis utama:

  1. Stroke iskemik (penyumbatan pembuluh darah)
  2. Stroke hemoragik (pecahnya pembuluh darah)

Penelitian mengenai golongan darah ini khusus membahas stroke iskemik, yang merupakan jenis paling umum atau sekitar 85 persen kasus stroke.

Stroke iskemik sendiri bisa menyerang siapa saja, tapi umumnya lebih tinggi risikonya pada usia lanjut. Hal menarik dari studi ini adalah temuan bahwa anak muda usia 20–50 tahun pun bisa terkena stroke, dan golongan darah A tampaknya lebih dominan pada kasus-kasus tersebut.

Kalau kamu memiliki golongan darah A atau AB, ini bukan berarti kamu harus panik. Tapi, kamu memang perlu lebih waspada dan lebih disiplin dalam menjaga kesehatan pembuluh darah.

Hal yang perlu kamu lakukan adalah fokus pada hal-hal yang bisa dikontrol, seperti:

  • Menjaga tekanan darah agar tetap stabil
  • Menghindari rokok dan alkohol
  • Rutin olahraga (setidaknya 30 menit/hari)
  • Mengurangi makanan tinggi garam, lemak trans, dan gula
  • Menjaga berat badan ideal
  • Rutin cek gula darah dan kolesterol

Apapun golongan darahmu, kebiasaan sehat tetap menjadi kunci utama untuk mencegah stroke. 

Cara Deteksi Dini & Pencegahan yang Bisa Dilakukan Sejak Sekarang

Stroke bisa datang tiba-tiba. Tapi tubuh biasanya memberikan tanda-tanda awal yang bisa dideteksi sejak dini, apalagi jika kamu tahu bahwa kamu berada dalam kelompok risiko seperti golongan darah A atau punya riwayat keluarga.

Beberapa langkah yang bisa kamu ambil:

  1. Cek tensi dan gula darah rutin, minimal 6 bulan sekali.
  2. Jika sering migrain, kesemutan, atau kesulitan bicara sesaat, jangan abaikan, segera periksa.
  3. Gunakan aplikasi kesehatan untuk memantau detak jantung atau tekanan darah.
  4. Konsultasi ke dokter jika kamu punya dua atau lebih faktor risiko stroke (misalnya: darah tinggi + perokok + golongan darah A).

Golongan darah memang bisa memberi gambaran tambahan soal risiko stroke, tapi bukan penentu utama. Temuan ini justru bisa jadi alarm dini untuk orang-orang tertentu agar lebih waspada dan menjaga pola hidup sehat.

Seperti yang ditegaskan Dr. Steven Kittner, pengetahuan tentang risiko berdasarkan golongan darah bisa membantu kita dalam pencegahan lebih awal. Tapi pada akhirnya, faktor gaya hidup jauh lebih menentukan.

Jadi, entah kamu bergolongan darah A, B, AB, atau O, semua tetap harus menjaga kesehatan, karena stroke tidak pilih-pilih golongan darah jika kamu abai terhadap tubuhmu sendiri.