Capek Tapi Dibilang Cuma di Rumah. Kenapa Jadi Ibu Rumah Tangga Itu Nggak Semudah Kelihatannya?”

Ilustrasi beratnya menjadi ibu rumah tangga
Sumber :
  • Freepik

 

Padahal, mereka juga lelah. Mereka juga ingin didengar dan dihargai.

 

Studi dari University of Cambridge menyebutkan bahwa dukungan emosional dari pasangan sangat penting dalam menjaga kesehatan mental ibu rumah tangga. Kurangnya komunikasi dan apresiasi bisa menyebabkan stres berkepanjangan, bahkan depresi.

Beban Mental Ibu Ingin Memberi yang Terbaik, Tapi Selalu Kurang

Ibu rumah tangga sering dihantui oleh perasaan bersalah. Ketika anak rewel, rumah berantakan, atau suami pulang dengan wajah lelah, mereka merasa gagal. Fenomena ini dikenal sebagai Mom Guilt, yaitu rasa bersalah konstan karena merasa tidak cukup baik. Psikolog parenting dan penulis buku Mommy Burnout, Dr. Sheryl Ziegler menjelaskan bahwa ibu sering memaksakan diri agar terlihat sempurna, padahal mereka sendiri kelelahan secara fisik dan mental. 

"Mom guilt muncul karena standar sosial yang terlalu tinggi terhadap peran ibu. Kita harus belajar menetapkan ekspektasi yang realistis," ujarnya.

Terlebih jika ibu yang baru memiliki anak, rasa takut terus menghantui. Termasuk saat anak mengalami masalah kulit seperti ruam popok, kemerahan dan iritasi. Menurut spesialis anak,dr. Annisa Nur Aini Sp.A, kombinasi antara keringat, urin, dan paparan lembap berkepanjangan dapat memperburuk kondisi kulit bayi dan membuatnya sulit tidur sehingga berdampak buruk pada proses tumbuh kembang bayi.