Tiket Konser Rp5 Juta Ludes dalam Hitungan Menit, Emosi atau Gengsi yang Bikin Kita Boros?

Ilustrasi konser musik
Sumber :
  • Pixaby

Menurut neuroscientist dan penulis This Is Your Brain on Music, Daniel J. Levitin musik memicu aktivitas di area otak yang sama seperti kebutuhan dasar: makan atau hubungan intim. Musik melepaskan dopamin dan bahkan bisa menyelaraskan gelombang otak orang banyak melalui sinkronisasi beat yang sama, demikian seperti dilansir weird.com. Konser menyajikan pengalaman multisensori yakni gelombang suara, cahaya, kerumunan yang tak bisa diduplikasi lewat streaming. Otak mengantisipasi momen itu, dan itu pun sudah cukup bikin euforia!

 

 

Gengsi Sosial & FOMO: Tekanan Tak Terlihat

 

FOMO (Fear of Missing Out) tersembunyi dalam bentuk tekanan 'Kalau nggak datang, berarti bukan fans sejati'. Unggahan foto/video di front row atau backstage menjadi validasi sosial. Psikolog dari Harvard Susan David menyoroti bahwa media sosial memperkuat persaingan tak kasat mata, meningkatkan rasa minder dan kebutuhan untuk terlihat eksis .

Dalam komunitas fandom, kehadiran langsung di konser dijadikan tolok ukur loyalitas, dan anak muda bahkan merasa 'hilang eksistensi' jika absen dari momen serupa.