Urine Berbusa Saat Berkemih, Normal atau Pertanda Bahaya Apa?

Ilustrasi ginjal
Sumber :
  • Pixaby

Lifestyle –Pernahkah Anda buang air kecil dan melihat urine tampak berbusa seperti sabun? Mungkin Anda mengira itu karena terlalu cepat buang air atau kebetulan toilet belum disiram. Banyak orang menganggap fenomena ini sepele dan tidak perlu dikhawatirkan. Padahal, urine berbusa bisa menjadi tanda awal dari masalah serius yang sering luput dari perhatian yakni masalah gangguan ginjal.

 

Kondisi ini kerap terjadi tanpa disertai rasa sakit, sehingga kita cenderung menyepelekannya. Namun, para ahli kesehatan menyarankan agar kita lebih peka terhadap perubahan dalam tubuh, sekecil apa pun itu. Salah satunya adalah perubahan pada warna, bau, atau tampilan urine.

 

Urine berbusa bukanlah kondisi medis, tetapi bisa menjadi gejala dari kondisi medis tertentu. Dalam beberapa kasus, busa dalam urine muncul karena tekanan aliran urine yang tinggi atau saat tubuh kekurangan cairan. Artinya, busa bisa muncul sesekali dan tidak selalu berbahaya.

 

Namun, jika urine berbusa terjadi secara konsisten, terutama tanpa alasan yang jelas seperti dehidrasi atau dorongan kencing kuat, maka ini bisa menjadi tanda adanya protein dalam urine, kondisi yang disebut proteinuria. Nah, di sinilah Anda perlu mulai waspada.

 

Menurut Cleveland Clinic, urine berbusa yang menetap adalah alasan cukup kuat untuk memeriksakan diri ke dokter karena bisa menjadi tanda awal dari gangguan fungsi ginjal.

 

Ada beberapa penyebab urine tampak berbusa. Sebagian besar tidak berbahaya, namun beberapa patut diwaspadai. Berikut penjelasannya:

 

1. Dehidrasi

 

Saat tubuh kekurangan cairan, konsentrasi urine menjadi lebih pekat dan menghasilkan lebih banyak busa. Minum cukup air bisa mengurangi kondisi ini.

 

2. Kecepatan Aliran Urine Tinggi

 

Buang air kecil dengan tekanan tinggi bisa menyebabkan urine tampak berbusa karena udara yang terjebak dalam air seni saat menghantam permukaan toilet.

 

3. Kandungan Kimia di Toilet

 

Sabun atau cairan pembersih toilet yang masih tersisa bisa bereaksi dengan urine dan menghasilkan busa.

 

4. Diet Tinggi Protein

 

Makanan yang kaya protein seperti daging merah atau suplemen protein dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan kelebihan protein melalui urine.

 

5. Efek Samping Obat Tertentu

 

Beberapa obat, terutama antibiotik atau obat untuk penyakit autoimun, dapat memengaruhi fungsi ginjal dan membuat urine tampak berbusa.

 

Meskipun penyebab-penyebab ini relatif umum dan seringkali tidak berbahaya, urine berbusa yang tidak hilang dalam beberapa hari tetap perlu dievaluasi lebih lanjut.

 

 

Proteinuria: Tanda Awal Gangguan Ginjal yang Sering Diabaikan

Proteinuria adalah kondisi ketika urine mengandung kadar protein lebih tinggi dari normal. Ginjal yang sehat seharusnya tidak membiarkan protein keluar melalui urine. Jika itu terjadi, berarti fungsi penyaringan ginjal mungkin mulai terganggu.

“Urine berbusa bukan sekadar efek visual. Ketika disebabkan oleh proteinuria, itu adalah tanda pertama adanya kerusakan filter ginjal,” ujar Nephrologist & Profesor Emeritus, David Geffen School of Medicine at UCLA, Dr. Richard Glassock.

 

Sayangnya, proteinuria tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Banyak pasien baru menyadari setelah kerusakan ginjal sudah cukup parah.

Ketika proteinuria terjadi dalam jangka panjang, itu bisa menjadi tanda awal penyakit ginjal kronis (PGK). Ini adalah kondisi di mana fungsi ginjal menurun secara bertahap dan permanen. Jika tidak ditangani sejak awal, PGK dapat berkembang menjadi gagal ginjal yang membutuhkan dialisis atau transplantasi.

“Salah satu cara termudah mendeteksi masalah ginjal sejak awal adalah lewat urin. Kalau berbusa terus, jangan anggap enteng,” kata  Chief Medical Officer, National Kidney Foundation, AS, Dr. Joseph Vassalotti.

 

Menurut data WHO dan NHS Inggris, penyakit ginjal kronis menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, dan seringkali tidak terdeteksi karena minim gejala.

 

 

Siapa yang Berisiko Mengalami Urine Berbusa Karena Gangguan Ginjal?

Beberapa kelompok lebih rentan mengalami proteinuria dan gangguan ginjal, di antaranya:

 

  • Penderita diabetes tipe 2

  • Orang dengan tekanan darah tinggi (hipertensi)

  • Pasien autoimun seperti lupus

  • Perokok berat

  • Pekerja dengan paparan zat kimia berat

  • Orang dengan riwayat keluarga penyakit ginjal

    “Orang dengan riwayat hipertensi dan diabetes wajib cek urine secara berkala, bahkan bila tidak merasa sakit,” kata Dosen dan Nephrologist, Duke University School of Medicine, Dr. Lynda Szczech.

 

Pemeriksaan yang Perlu Dilakukan

 

Jika Anda melihat urine berbusa yang menetap lebih dari dua hari, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan yang umum dilakukan meliputi:

 

  • Urinalisis: Tes awal untuk mendeteksi protein dalam urine

  • Tes Protein/Kreatinin Ratio (PCR): Menentukan jumlah pasti protein dalam urine

  • Tes Darah: Mengukur fungsi ginjal melalui kreatinin dan GFR (glomerular filtration rate)

  • USG Ginjal: Untuk melihat struktur dan ukuran ginjal secara langsung

 

Diagnosis sejak dini bisa mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah dan memperpanjang kualitas hidup.

 

 

Bisakah Dicegah atau Diobati?

 

Jika urine berbusa disebabkan oleh dehidrasi atau tekanan urine tinggi, solusinya cukup sederhana dengan minum air lebih banyak dan perhatikan pola buang air kecil. Namun, jika disebabkan oleh proteinuria atau gangguan ginjal, penanganan lebih serius dibutuhkan:

 

  • Kendalikan tekanan darah dan gula darah

  • Batasi asupan protein berlebih sesuai arahan dokter

  • Berhenti merokok dan jaga berat badan

  • Rutin cek fungsi ginjal minimal setahun sekali

 

“Deteksi dini proteinuria memberi kita peluang besar memperlambat bahkan menghentikan kerusakan ginjal,”
kata Nephrologist, Columbia University Irving Medical Center, Dr. Andrew Bomback.

 

Perubahan gaya hidup sederhana seperti minum cukup air, makan seimbang, dan rajin olahraga dapat mencegah gangguan ginjal berkembang lebih lanjut.

 

 

Segera periksa ke dokter jika Anda mengalami:

 

  • Urine berbusa yang tidak hilang setelah 2–3 hari

  • Disertai pembengkakan di wajah, kaki, atau pergelangan kaki

  • Mudah lelah, mual, atau tekanan darah tinggi

  • Ada riwayat keluarga penyakit ginjal

 

Semakin cepat Anda memeriksakan diri, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

 

Urine berbusa memang seringkali bukan hal serius. Tapi jika terjadi terus-menerus, ini bisa jadi sinyal tubuh tentang gangguan ginjal yang perlu diatasi. Banyak orang baru menyadari ketika ginjal sudah rusak parah dan butuh pengobatan intensif. Jangan tunggu sampai terlambat.

 

Mulailah dengan memperhatikan sinyal-sinyal kecil dari tubuh Anda, termasuk saat buang air kecil. Karena dari situ, kita bisa menyelamatkan organ penting yang bekerja 24 jam untuk menyaring racun dalam tubuh: ginjal.

 

 

Ingin tahu lebih banyak tentang kesehatan ginjal dan tanda-tanda penyakit lainnya? Jangan lupa cek artikel kami lainnya yang informatif dan mudah dipahami.