Pria Lebih Cepat Menikah Lagi Setelah Istri Meninggal? Ini Sebabnya
- Pixaby
Menurut psikolog dari Kinsey Institute, Dr. Justin Lehmiller, pria cenderung lebih sulit mengekspresikan dan memproses kesedihan dibanding wanita. Dalam relasi jangka panjang, pria sering menggantungkan kebutuhan emosional mereka pada pasangan. Konsep ini dikenal dengan istilah emotional outsourcing, di mana seorang pria terbiasa bergantung pada istrinya untuk dukungan emosional, perasaan aman, dan validasi diri. Ketika pasangan tersebut meninggal, pria kerap kehilangan sistem dukungan utamanya, dan tak jarang mengalami disorientasi identitas.
Selain itu, rasa kesepian yang mendalam dapat berdampak langsung pada kesehatan mental dan fisik pria. Studi dari University College London menunjukkan bahwa kesepian pada pria lanjut usia dapat meningkatkan risiko depresi, penyakit jantung, dan bahkan kematian dini.
Penjelasan ilmiah tak berhenti di ranah psikologi. Dari sisi antropologi evolusioner, pria memang cenderung terdorong untuk membentuk pasangan kembali sebagai bagian dari strategi bertahan hidup dan penerusan genetik. Meski terdengar kuno, naluri biologis ini masih berpengaruh dalam masyarakat modern. Pria juga secara historis cenderung memiliki harapan hidup yang lebih pendek dan ingin mengisi kembali sisa hidup mereka dengan pasangan yang bisa merawat dan menemani.
Di sisi lain, wanita yang kehilangan suami cenderung membangun kembali identitas sosial secara mandiri, dan tidak tergesa-gesa untuk kembali ke dalam komitmen jangka panjang. Hal ini didukung oleh struktur hormon dan perbedaan cara mengelola stres dan kehilangan antara pria dan wanita.
Tekanan Sosial dan Norma Budaya
Tak bisa dipungkiri, lingkungan sosial juga ikut mendorong pria untuk menikah lagi. Dalam budaya patriarkis, pria yang sendiri sering dianggap tidak terurus atau perlu pendamping. Terlebih bagi pria berusia lanjut, kehadiran istri sering diidentikkan dengan perawatan, bukan sekadar hubungan emosional.
Menurut sosiolog dari Penn State University, Dr. Paul Amato banyak pria merasa kehilangan makna hidup setelah pasangan meninggal. Masyarakat juga cenderung lebih toleran terhadap pria yang menikah kembali dibanding wanita.