Mengapa Orang Sering 'Berbicara Aneh' Sebelum Meninggal? Ini Penjelasan Ilmiahnya
- Freepik
1. Penurunan Fungsi Organ Vital
Saat jantung melemah dan aliran darah melambat, suplai oksigen ke otak menurun drastis. Ini menyebabkan hipoksia serebral—keadaan kekurangan oksigen di otak—yang mengacaukan fungsi normal neuron. Tanpa cukup oksigen, otak mulai ‘bermain sendiri’, menghasilkan ilusi dan kebingungan.
2. Ketidakseimbangan Elektrolit dan Dehidrasi
Menjelang akhir hidup, tubuh kehilangan kemampuannya untuk menjaga keseimbangan elektrolit (natrium, kalium, kalsium). Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan disfungsi sel otak, membuat koneksi antar neuron terganggu dan menciptakan perubahan persepsi dan kesadaran.
3. Akumulasi Toksin (Uremia atau Hepatik Ensefalopati)
Jika ginjal atau hati tidak lagi berfungsi dengan baik, tubuh tidak mampu membuang limbah metabolik. Akibatnya, racun menumpuk dalam darah dan masuk ke otak—menyebabkan uremia (dalam gagal ginjal) atau ensefalopati hepatik (dalam gagal hati). Kedua kondisi ini bisa memicu delirium berat.
4. Efek Obat-obatan Paliatif
Pasien yang menjalani perawatan paliatif biasanya diberi opioid (seperti morfin) atau benzodiazepin untuk mengurangi rasa sakit dan cemas. Namun, dosis tinggi atau penumpukan dalam tubuh bisa menimbulkan efek samping berupa kebingungan, sedasi berat, atau bahkan psikosis ringan. Beberapa obat bisa memperparah delirium, terutama jika metabolisme tubuh pasien sudah menurun.
5. Infeksi dan Peradangan
Infeksi serius seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih sering muncul di akhir hidup, terutama pada pasien usia lanjut atau pasien terminal. Infeksi ini memicu reaksi inflamasi sistemik yang dapat memengaruhi fungsi otak dan mencetuskan delirium.