Mengapa Orang Sering 'Berbicara Aneh' Sebelum Meninggal? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi jelang meninggal
Sumber :
  • Freepik

“Berbicara aneh” menjelang kematian bisa meliputi ucapan yang membingungkan, tidak relevan secara logika, atau menyebut hal-hal di luar kenyataan. Contoh yang sering terjadi seperti pasien menyebut nama orang tua atau anak yang sudah lama meninggal. Atau mengatakan “aku akan pulang” atau “aku dijemput” meski secara fisik mereka hanya berbaring. Bahkan juga sering ditemui pasien ,engulang kalimat-kalimat misterius seperti “sudah waktunya” atau “aku harus pergi”.

 

Fenomena ini tidak bisa disamakan dengan gangguan mental seperti skizofrenia atau demensia. Ini adalah bagian dari proses alami tubuh dan otak saat seseorang memasuki fase akhir hidup.

 

Salah satu penjelasan paling umum secara medis terkait fenomenta tersebut adalah delirium terminal, yaitu kondisi perubahan kesadaran akut yang muncul di hari atau jam-jam terakhir kehidupan seseorang.

 

Menurut jurnal Palliative Medicine oleh Lawlor et al. (2000), sekitar 85 persen pasien dalam fase terminal mengalami delirium dalam berbagai bentuk. Delirium terminal ditandai dengan:

  •  

    1. Kebingungan berat: Pasien tampak bingung akan waktu, tempat, atau bahkan siapa dirinya.

    2. Ucapan kacau atau tidak masuk akal: Mereka mungkin berbicara tentang pengalaman masa lalu, mengulang-ulang kalimat, atau menyebut nama orang yang tidak ada di ruangan.

    3. Halusinasi: Terutama halusinasi visual atau auditori, seperti melihat orang yang sudah meninggal.

    4. Perubahan emosi cepat: Dari tenang ke gelisah dalam hitungan menit.

    5. Fluktuasi kesadaran: Kadang pasien tampak sadar, lalu kembali tidak responsif dalam waktu singkat

 

Delirium terminal bukanlah kegilaan, melainkan tanda tubuh dan otak mulai gagal berfungsi. Meskipun menakutkan bagi keluarga, kondisi ini merupakan bagian dari proses tubuh menuju kematian. Beberapa mekanisme utama yang menyebabkan delirium terminal antara lain: