6 Kalimat Kramat Harus Dihindari Saat Wawancara Kerja, Catat!
- Freepik
Lifestyle – Wawancara kerja menjadi momen paling menentukan dalam perjalanan karier Anda. Meski sudah mempersiapkan CV terbaik, satu kalimat yang keliru bisa membuat citra diri di mata rekruter menurun.
Calon pekerja harus menyadari bahwa interview kerja bukan sekadar menjawab pertanyaan dari rektuter atau HRD. Momen tersebut merupakan saatnya Anda menunjukkan kepiawaian berkomunikasi, berpikir, dan menempatkan diri dalam lingkungan profesional.
Seorang rekruter berpengalaman, Snowball, menegaskan ada sejumlah kalimat yang sebaiknya tidak pernah para kandidat ucapkan saat wawancara kerja. Menurutnya, kalimat kramat tersebut dinilai tidak profesional, memberi kesan negatif, atau bahkan Anda tidak lolos ke tahap berikutnya.
Lebih dari itu, ia juga membagikan alternatif kalimat positif yang justru bisa membuat Anda tampil menonjol di hadapan pewawancara. Mengutip Parade, inilah kalimat-kalimat yang sebisa mungkin Anda tidak ucapkan saat sesi interview kerja. Catat!
1. “Saya rasa CV saya sudah cukup jelas.”
Mengandalkan CV saja bukanlah strategi yang bijak. Wawancara justru kesempatan Anda untuk menjelaskan lebih jauh pengalaman yang tidak tertulis. Alih-alih berkata demikian, cobalah menyoroti salah satu pengalaman penting dan ceritakan konteks di baliknya. Ini akan menunjukkan nilai tambah yang bisa Anda bawa ke perusahaan.
2. “Saya keluar karena perusahaan lama toxic.”
Meski benar, kalimat ini hanya akan menimbulkan asumsi negatif. Sebaiknya, fokuslah pada apa yang Anda cari di tempat baru. Misalnya, “Saya berkembang baik di lingkungan kerja yang kolaboratif dan transparan.” Dengan begitu, Anda tetap jujur sekaligus menekankan nilai positif yang Anda harapkan.
3. “Saya belum pernah pakai software itu.”
Jujur memang penting, tapi jangan menutup diri. Ubah jawaban menjadi, “Saya belum menggunakan software itu secara langsung, tetapi saya terbiasa mengelola tugas serupa dengan tools lain.” Tambahkan contoh bagaimana Anda cepat beradaptasi dengan teknologi baru. Ini menunjukkan kemampuan belajar yang cepat, bukan keterbatasan.
4. “Saya tidak keberatan kalau harus turun level.”
Niat Anda mungkin baik, tapi bisa ditafsirkan bahwa Anda tidak benar-benar tertarik dengan posisi tersebut. Sebaiknya katakan, “Saya tertarik pada posisi ini karena menawarkan peluang untuk mengembangkan keterampilan X dan Y.” Dengan begitu, fokus tetap pada potensi peran, bukan kompromi jabatan.
5. “Bisa ceritakan lebih banyak tentang perusahaan ini?”
Pertanyaan ini terdengar pasif karena seolah Anda tidak melakukan riset sebelumnya. Sebaliknya, tunjukkan bahwa Anda sudah mempelajari perusahaan: “Saya membaca tentang inisiatif keberlanjutan perusahaan ini, bagaimana pengalaman Anda melihat dampaknya di tim?” Pertanyaan spesifik menunjukkan kesiapan dan rasa ingin tahu yang tulus.
6. “Kalau ada pertanyaan, silakan hubungi saya.”
Penutup seperti ini memberi kesan pasif dan membebankan tanggung jawab ke pewawancara. Lebih baik katakan, “Terima kasih atas waktunya. Saya akan dengan senang hati mengirim informasi tambahan jika diperlukan.” Kalimat ini menunjukkan inisiatif dan komitmen Anda sebagai kandidat.
Dalam wawancara kerja, pilihan kata sangat berpengaruh terhadap kesan yang Anda tinggalkan. Menghindari kalimat-kalimat di atas bukan berarti Anda harus kaku tetapi lebih berhati-hati dalam menyampaikan pesan.
Fokuslah pada sisi positif, tunjukkan kesiapan, dan bicarakan nilai yang bisa Anda bawa ke perusahaan. Wawancara kerja adalah kesempatan Anda untuk membuktikan bahwa Anda bukan hanya kandidat di atas kertas, tapi juga profesional yang siap berkontribusi.