Kelas Menengah Tertekan? Rubah Pola Pengeluaran Ini
- Freepik
Lifestyle - Kelas menengah kerap disebut sebagai penopang utama perekonomian. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ini justru semakin merasakan tekanan akibat inflasi, kenaikan harga kebutuhan pokok, hingga cicilan yang kian memberatkan.
Pendapatan yang stagnan tidak lagi sebanding dengan gaya hidup yang dijalani, sehingga banyak keluarga kelas menengah merasa terus bekerja keras tanpa bisa benar-benar menikmati hasilnya. Fenomena ini memperlihatkan bahwa ada pola pengeluaran yang harus segera dievaluasi.
Tanpa pengendalian yang tepat, kelas menengah bisa terjebak dalam ilusi stabilitas finansial. Di mana kondisi keuangan tampak mampu secara kasat mata namun sebenarnya rapuh saat menghadapi gejolak ekonomi. Beberapa pola pengeluaran disarankan untuk Anda reset supaya kondisi finansial tetap sehat.
1. Konsumtif
Salah satu jebakan terbesar kelas menengah adalah gaya hidup konsumtif. Nongkrong di kafe mahal, belanja fesyen musiman, hingga mengikuti tren gadget terbaru seringkali menguras dompet. Padahal, sebagian besar pengeluaran itu bersifat jangka pendek dan tidak menambah nilai dalam jangka panjang. Mengurangi porsi konsumsi gaya hidup bisa menjadi langkah awal menjaga keuangan tetap stabil.
2. Cicilan yang Melampaui Batas
Banyak keluarga kelas menengah terjebak dalam cicilan, baik kendaraan, rumah, maupun kartu kredit. Idealnya, total cicilan tidak lebih dari 30% penghasilan bulanan. Namun kenyataannya, banyak yang melewati batas aman ini, sehingga ruang gerak keuangan menjadi sempit. Menyusun ulang skema cicilan, melunasi utang berbunga tinggi lebih dulu, dan menahan diri dari kredit konsumtif adalah langkah yang harus diprioritaskan.