Kelas Menengah Tertekan? Rubah Pola Pengeluaran Ini
- Freepik
3. Pengeluaran untuk Status Sosial
Kebutuhan menjaga gengsi masih menjadi pola pengeluaran yang umum di kelas menengah. Mulai dari pesta besar, liburan mewah, hingga barang branded, semua demi menunjukkan status. Padahal, tekanan sosial semacam ini seringkali tidak sebanding dengan kondisi keuangan nyata. Mengubah mindset bahwa stabilitas finansial lebih penting daripada citra akan membantu menekan pengeluaran tidak perlu.
4. Kurangnya Investasi dan Dana Darurat
Alih-alih dialokasikan untuk investasi atau tabungan darurat, banyak penghasilan kelas menengah justru habis untuk konsumsi bulanan. Akibatnya, saat menghadapi situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan atau biaya kesehatan mendadak, mereka rentan terpuruk. Minimal tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan perlu disiapkan dalam bentuk dana darurat, sementara sebagian pendapatan harus disalurkan ke instrumen investasi sesuai profil risiko.
5. Perilaku Boros
Tanpa disadari, biaya makan di luar atau belanja online bisa menggerus anggaran bulanan. Sekalipun terlihat kecil, akumulasi pengeluaran harian ini bisa cukup besar. Membatasi makan di restoran, memanfaatkan masakan rumah, dan lebih selektif saat belanja kebutuhan sehari-hari bisa mengurangi beban pengeluaran signifikan.
Kelas menengah memang berada pada posisi rentan karena gaji pas-pasan untuk hidup nyaman tapi mudah goyah jika tidak dikelola bijak. Mengubah pola pengeluaran bukan berarti mengorbankan kualitas hidup, melainkan menyusun ulang prioritas agar keuangan lebih tahan banting. Dengan langkah disiplinkelas menengah bisa tetap bertahan dan berkembang, meski tekanan ekonomi terus menghimpit.