Fakta Menarik Waduk Sermo Yogyakarta, Ada Desa yang Muncul Saat Air Surut?
- Jadesta Kemenparekraf
Lifestyle –Waduk Sermo, sebuah bendungan buatan yang terletak di Dusun Sermo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menjadi salah satu destinasi wisata alam yang menarik perhatian wisatawan.
Berjarak sekitar 35 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta atau 6 kilometer dari Wates, waduk ini menawarkan panorama memukau dengan latar Pegunungan Menoreh yang hijau dan udara sejuk yang menyegarkan.
Selain keindahan alamnya, Waduk Sermo menyimpan fakta-fakta menarik, termasuk kisah tentang desa yang tergenang dan muncul kembali saat air surut, menambah daya tariknya sebagai tujuan wisata yang kaya akan sejarah dan misteri.
Sejarah Pembangunan Waduk Sermo
Waduk Sermo mulai dibangun pada Maret 1994 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 November 1996. Pembangunan waduk ini bertujuan untuk menyediakan air irigasi bagi lahan pertanian seluas 7.152 hektar di Daerah Irigasi Kalibawang, mengendalikan banjir, serta mendukung penyediaan air bersih melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kulon Progo.
Waduk ini dibangun dengan membendung Sungai Ngrancah, anak sungai dari Sungai Serang, dengan biaya pembangunan mencapai Rp 32,4 miliar dan selesai dalam waktu 32 bulan.
Struktur bendungannya bertipe urugan batu dengan inti lempung, memiliki tinggi 52,6 meter, panjang puncak 190 meter, dan mampu menampung 25 juta meter kubik air dengan luas genangan 157 hektar.
Bedol Desa: Transmigrasi Massal demi Waduk
Salah satu fakta paling menarik dari Waduk Sermo adalah sejarah "bedol desa" atau transmigrasi massal yang dilakukan untuk membangun waduk ini. Sebanyak 100 kepala keluarga dari Dusun Sermo dipindahkan ke Taktoi, Rejang Lebong, Bengkulu, dan 7 kepala keluarga lainnya ke Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Kelapa Sawit di Riau.
Proses ini tidak hanya melibatkan pemindahan penduduk, tetapi juga makam leluhur, termasuk makam tokoh spiritual bernama Mbah Sermo, yang dipindahkan ke sisi timur waduk.
Menurut cerita warga, makam ini dianggap keramat, dan konon sempat ada penolakan dari arwah Mbah Sermo saat proses pemindahan. Saat air waduk surut, gundukan tanah yang diyakini sebagai bekas pemakaman kuno sering muncul, ditandai dengan kayu atau bendera oleh warga setempat, menciptakan aura misterius yang menarik perhatian wisatawan.
Desa yang Muncul Saat Air Surut
Fenomena unik Waduk Sermo adalah kemunculan sisa-sisa desa yang tergenang saat air waduk surut, terutama pada musim kemarau. Gundukan tanah, yang diyakini sebagai bekas pemakaman atau permukiman lama, menjadi pemandangan yang menarik sekaligus misterius.
Fenomena ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memicu rasa ingin tahu tentang kehidupan masyarakat sebelum waduk dibangun. Beberapa wisatawan memanfaatkan momen ini untuk menjelajahi area yang muncul, meskipun diimbau untuk tetap berhati-hati demi keselamatan. Keberadaan gundukan ini menjadi salah satu daya tarik yang membedakan Waduk Sermo dari destinasi wisata lainnya.
Pesona Wisata dan Aktivitas Menarik
Waduk Sermo bukan hanya infrastruktur vital, tetapi juga destinasi wisata yang menawarkan beragam aktivitas. Wisatawan dapat menikmati keindahan waduk dengan menyewa perahu motor seharga Rp 10.000 per orang untuk mengelilingi waduk yang berkelok-kelok, dikelilingi bukit-bukit hijau.
Aktivitas memancing juga populer, dengan spesies ikan seperti nila dan mujair yang melimpah, meskipun cerita tentang "ikan setan merah"–ikan predator yang konon muncul pasca-pembangunan–menambah nuansa mistis.
Selain itu, waduk ini menjadi lokasi favorit untuk berkemah, dengan area seperti Sermo Glamcamp, Taman Munggur, dan Bukit Kelengkeng yang menawarkan panorama matahari terbit dan terbenam yang memukau. Tiket masuk waduk hanya Rp 6.000, dengan biaya tambahan untuk camping (Rp 15.000–Rp 20.000) dan parkir (Rp 2.000 untuk motor, Rp 5.000 untuk mobil).
Keanekaragaman Ekosistem dan Aktivitas Lain
Ekosistem di sekitar Waduk Sermo mendukung keberagaman flora dan fauna. Selain ikan, burung-burung liar sering terlihat di pepohonan, menambah kesan alami. Waduk ini juga menjadi tempat latihan dayung bagi taruna Akademi Angkatan Udara dan lokasi diskusi akademis tentang geologi teknik.
Program penghijauan rutin dilakukan untuk menjaga ekosistem dan mencegah erosi, menunjukkan komitmen dalam pelestarian lingkungan. Festival budaya, olahraga air, dan acara musik sering digelar, memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal melalui sektor pariwisata.
Spot Foto dan Wisata Sekitar
Waduk Sermo dikelilingi oleh berbagai spot foto Instagramable, seperti Taman Munggur, Gardu Pandang Bukit Petu, dan jalan baru yang membelah perbukitan, yang sempat viral di media sosial.
Wisatawan juga dapat mengunjungi destinasi terdekat seperti Kalibiru, Pulepayung, atau Pantai Glagah untuk melengkapi petualangan mereka. Keindahan waduk yang diapit Bukit Menoreh menjadikannya lokasi ideal untuk fotografi, pre-wedding, atau sekadar bersantai menikmati pemandangan.