Liburan ke Desa Wisata Makin Diminati, Apa Sih Asyiknya?
- Wonderful Indonesia
Lifestyle –Liburan ke desa wisata kini menjadi tren yang semakin digemari wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Berbeda dengan destinasi kota besar atau pantai populer, desa wisata menawarkan pengalaman autentik yang menggabungkan keindahan alam, kekayaan budaya, dan interaksi langsung dengan komunitas lokal.
Di Indonesia, desa wisata seperti Desa Penglipuran di Bali, Desa Wisata Taro di Gianyar, dan Desa Nglanggeran di Yogyakarta telah mencuri perhatian karena keunikan dan suasananya yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.
Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, jumlah kunjungan ke desa wisata meningkat sebesar 30% dalam tiga tahun terakhir hingga 2024. Apa yang membuat desa wisata begitu menarik?
1. Pengalaman Budaya yang Autentik
Salah satu daya tarik utama desa wisata adalah kesempatan untuk menyelami budaya lokal secara langsung. Wisatawan dapat mengenal tradisi, seni, dan kearifan lokal yang masih terjaga. Misalnya, di Desa Penglipuran, Bali, pengunjung dapat melihat rumah adat Bali yang seragam dengan konsep Tri Hita Karana, serta ikut dalam upacara adat seperti Ngaben atau Galungan.
Biasanya, desa wisata menawarkan kegiatan seperti belajar menari tradisional, membuat kerajinan tangan, atau memasak makanan khas. Kegiatan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang warisan budaya Indonesia.
Tiket masuk ke desa wisata seperti Penglipuran berkisar antara Rp25.000 hingga Rp50.000 per orang, dengan paket tur budaya mulai dari Rp100.000.
2. Keindahan Alam yang Masih Asri
Desa wisata sering kali terletak di kawasan pedesaan dengan lanskap alam yang masih alami. Bukit hijau, sawah terasering, sungai jernih, dan udara segar menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin melepas penat. Desa Wisata Nglanggeran di Gunung Kidul, Yogyakarta, misalnya, menawarkan pemandangan Gunung Api Purba dan Embung Nglanggeran yang memukau.
Pengunjung dapat menikmati trekking ringan atau sekadar berfoto di spot Instagramable. Biaya masuk ke destinasi ini sekitar Rp15.000-Rp20.000 per orang, dengan opsi paket petualangan seperti menjelajahi gua mulai dari Rp50.000. Keasrian alam ini memberikan ketenangan yang sulit ditemukan di destinasi wisata urban.
3. Interaksi dengan Komunitas Lokal
Berbeda dengan wisata konvensional, desa wisata memungkinkan interaksi langsung dengan warga lokal. Wisatawan dapat menginap di homestay yang dikelola warga, mencicipi kuliner rumahan, atau mengikuti kegiatan sehari-hari seperti bertani dan berkebun. Di Desa Wisata Taro, Gianyar, Bali, pengunjung bisa ikut program peternakan sapi suci atau belajar membuat canang sari, sesaji khas Bali.
Homestay di desa wisata biasanya memiliki tarif Rp150.000-Rp300.000 per malam, termasuk sarapan khas lokal. Interaksi ini tidak hanya memperkaya pengalaman, tetapi juga mendukung perekonomian masyarakat setempat.
4. Wisata Edukasi dan Berkelanjutan
Desa wisata sering kali menawarkan pengalaman edukatif yang cocok untuk keluarga atau pelajar. Banyak desa wisata mengintegrasikan konsep pariwisata berkelanjutan, seperti penggunaan bahan ramah lingkungan dan pelestarian budaya.
Di Desa Wisata Pentingsari, Yogyakarta, pengunjung dapat belajar tentang pertanian organik, pengolahan sampah, atau membuat batik.
Kegiatan ini biasanya dipandu oleh fasilitator lokal dengan biaya mulai dari Rp75.000 per orang. Selain itu, desa wisata sering memiliki program pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon atau konservasi satwa, yang memberikan dampak positif bagi alam dan komunitas.
5. Harga Terjangkau dan Fasilitas Memadai
Liburan ke desa wisata umumnya lebih hemat dibandingkan destinasi populer seperti kota besar atau resor mewah. Biaya masuk, akomodasi, dan kegiatan di desa wisata relatif terjangkau, dengan rata-rata pengeluaran harian Rp200.000-Rp500.000 per orang, termasuk makan dan tur.
Banyak desa wisata juga telah dilengkapi fasilitas seperti toilet bersih, akses Wi-Fi di beberapa area, dan papan petunjuk yang jelas. Misalnya, Desa Wisata Candirejo di Magelang menawarkan tur sepeda keliling desa dengan harga Rp50.000 per orang, lengkap dengan pemandu lokal yang ramah. Aksesibilitas yang semakin baik, seperti jalan beraspal dan transportasi umum, juga memudahkan wisatawan menjangkau desa-desa ini.