Kondisi Terkini Gunung Lewotobi Laki-Laki Usai Meletus Dahsyat
- X/badangeologi_
Lifestyle –Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meletus dahsyat pada Senin, 7 Juli 2025, pukul 11.05 WITA. Erupsi ini menyemburkan kolom abu setinggi 18.000 meter di atas puncak gunung atau sekitar 19.584 meter di atas permukaan laut, menjadikannya salah satu letusan terbesar pada tahun 2025.
Kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal terpantau condong ke arah utara, timur laut, dan barat laut, disertai suara dentuman keras dan awan panas yang meluncur sejauh 5 kilometer ke arah utara dan timur laut.
Sehari setelah erupsi dahsyat itu terjai, nampak Gunung Lewotobi Laki-Laki masih cukup aktif dengan mengeluarkan asap tebal dari kawah. Hal ini dapat dilihat dari unggahan terkini akun X Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membagikan kondisi terbaru Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"Inilah kondisi Kawah Gunung Lewotobi Laki-laki pada pagi hari, 8 Juli 2025 — sehari setelah erupsi eksplosif terjadi. Asap masih teramati keluar dari kawah," tulis akun X @badangeologi_ dikutip Selasa 8 Juli 2025.
Pemantauan masih dilakukan secara terus menerus guna mengantisipasi adanya erupsi tambahan dari Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Gunung Lewotobi Laki-Laki
- X/badangeologi_
Dampak Erupsi dan Evakuasi
Erupsi ini menyebabkan hujan abu dan kerikil di sejumlah desa, termasuk Desa Boru, Hewa, Watobuku, dan Nurabelen di Kecamatan Ile Bura. Sebagian warga dari Desa Nurabelen telah mengungsi ke Desa Konga, sementara lainnya berlindung di Desa Nileknoheng, yang berjarak 12 kilometer dari kawah. Petugas Pos Pengamatan di Desa Pululera, yang terletak 7 kilometer dari puncak, juga terpaksa mengungsi ke gereja setempat akibat hujan kerikil yang intens.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur melaporkan bahwa tremor vulkanik masih terdeteksi, menandakan aktivitas gunung belum mereda. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi banjir lahar, terutama di daerah aliran sungai seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote, jika terjadi hujan lebat. Warga juga diminta menggunakan masker untuk melindungi sistem pernapasan dari abu vulkanik.
Gangguan Penerbangan
Letusan ini berdampak signifikan pada penerbangan di wilayah Nusa Tenggara. Abu vulkanik yang menyebar hingga ketinggian 11 mil mengganggu rute penerbangan ke dan dari Bali, menyebabkan pembatalan sedikitnya 24 penerbangan domestik dan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Maskapai seperti Qantas, Jetstar, dan Virgin Australia melaporkan gangguan jadwal akibat risiko abu vulkanik terhadap keselamatan penerbangan.