Marak PHK di Indonesia, 5 Negara Ini Cocok Jadi Tujuan Cari Kerja Baru
- Pixabay
Lifestyle –Tahun 2025 menjadi periode yang menantang bagi dunia ketenagakerjaan di Indonesia, dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang signifikan melanda berbagai sektor. Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker), hingga Mei 2025, sebanyak 26.455 pekerja telah terkena PHK, dengan Jawa Tengah mencatatkan angka tertinggi, yakni 10.692 pekerja. Faktor utama penyebab PHK mencakup penurunan pasar, baik domestik maupun internasional, serta relokasi perusahaan untuk mencari tenaga kerja dengan upah lebih rendah.
Kondisi ini mendorong banyak pekerja untuk mencari peluang baru di luar negeri. Berikut adalah lima negara yang dapat menjadi tujuan ideal bagi pekerja Indonesia yang ingin memulai karier baru di 2025, lengkap dengan peluang kerja dan tips persiapan.
Jerman: Pusat Inovasi dan Industri
Jerman, dengan peringkat 4,13/5 sebagai salah satu negara dengan lapangan kerja terbanyak, menawarkan peluang besar di sektor teknik, otomotif, dan teknologi informasi. Perusahaan-perusahaan besar seperti Siemens, BMW, dan SAP terus mencari tenaga kerja terampil, termasuk insinyur dan pengembang perangkat lunak.
Gaji rata-rata di Jerman cukup kompetitif, dengan kisaran €40.000 hingga €70.000 per tahun untuk pekerja terampil, tergantung pada pengalaman dan keahlian. Untuk bekerja di Jerman, pekerja Indonesia perlu menguasai bahasa Jerman setidaknya pada level B1 dan memperoleh visa kerja, seperti EU Blue Card, yang mensyaratkan ijazah sarjana atau pengalaman kerja relevan.
Program pelatihan bahasa dan sertifikasi keahlian, seperti yang ditawarkan oleh Migrant Center Kementerian P2MI dan Universitas Diponegoro, dapat membantu mempersiapkan pekerja sebelum berangkat.
Singapura: Hub Keuangan dan Teknologi Asia
Marina Bay Sands Singapura
- Pixabay
Singapura dikenal sebagai pusat keuangan dan teknologi di Asia, dengan permintaan tinggi untuk profesional di bidang keuangan, teknologi informasi, dan layanan kesehatan. Sektor teknologi, khususnya pengembangan perangkat lunak dan kecerdasan buatan, sedang berkembang pesat, dengan gaji rata-rata untuk pekerja terampil berkisar antara SGD 50.000 hingga SGD 100.000 per tahun.
Pekerja Indonesia dapat memanfaatkan skema Employment Pass untuk bekerja di Singapura, yang mensyaratkan kualifikasi pendidikan tinggi dan pengalaman kerja relevan. Kemampuan berbahasa Inggris yang baik menjadi keunggulan, mengingat bahasa ini digunakan secara luas di dunia bisnis Singapura.
Selain itu, kedekatan geografis dan biaya hidup yang relatif terjangkau dibandingkan negara Barat membuat Singapura menjadi pilihan menarik.
Australia: Peluang di Sektor Pertambangan dan Kesehatan
Opera Sydney
- Pixabay
Australia menawarkan peluang kerja yang menjanjikan di sektor pertambangan, konstruksi, dan pelayanan kesehatan, terutama bagi pekerja terampil di bidang teknik, keperawatan, dan teknologi energi terbarukan.
Gaji rata-rata untuk pekerja terampil di Australia berkisar antara AUD 60.000 hingga AUD 100.000 per tahun, dengan tunjangan tambahan seperti asuransi kesehatan. Visa kerja seperti Subclass 482 (Temporary Skill Shortage) memungkinkan pekerja Indonesia untuk bekerja selama beberapa tahun, dengan kemungkinan perpanjangan atau transisi ke residensi permanen.
Namun, persaingan di pasar kerja Australia cukup ketat, sehingga pekerja perlu memiliki sertifikasi keahlian yang diakui internasional dan kemampuan bahasa Inggris yang dibuktikan melalui tes seperti IELTS atau TOEFL.
Uni Emirat Arab: Magnet untuk Pekerja Konstruksi dan Perhotelan
Atlantis the Palm
- Pixabay
Uni Emirat Arab (UEA), khususnya Dubai dan Abu Dhabi, menjadi tujuan populer bagi pekerja Indonesia di sektor konstruksi, perhotelan, dan ritel. Dengan proyek infrastruktur besar-besaran seperti Dubai Expo dan pengembangan pariwisata, UEA membutuhkan tenaga kerja di berbagai level, mulai dari pekerja terampil hingga manajerial.
Gaji rata-rata untuk pekerja terampil di sektor perhotelan berkisar antara AED 30.000 hingga AED 80.000 per tahun, dengan tambahan fasilitas seperti akomodasi dan transportasi. Pekerja Indonesia perlu memastikan kontrak kerja yang jelas dan memahami hak-hak mereka melalui program pelatihan pra-keberangkatan yang disediakan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah eksploitasi tenaga kerja.
Kanada: Negara Ramah Pekerja Migran
Kanada dikenal sebagai negara yang ramah terhadap pekerja migran, dengan program imigrasi seperti Express Entry yang memudahkan pekerja terampil untuk mendapatkan residensi permanen. Sektor teknologi, kesehatan, dan pendidikan memiliki permintaan tinggi, dengan gaji rata-rata untuk pekerja terampil berkisar antara CAD 50.000 hingga CAD 90.000 per tahun.
Kanada juga menawarkan lingkungan multikultural yang mendukung integrasi pekerja asing. Untuk bekerja di Kanada, pekerja Indonesia perlu memiliki kualifikasi pendidikan yang diakui, pengalaman kerja relevan, dan kemampuan bahasa Inggris atau Prancis. Program pelatihan dan sertifikasi, seperti yang ditawarkan oleh Migrant Center, dapat membantu mempersiapkan dokumen dan keahlian yang diperlukan.
Tips Persiapan untuk Bekerja di Luar Negeri
Bagi pekerja Indonesia yang terkena dampak PHK, mencari peluang kerja di luar negeri membutuhkan persiapan matang. Pertama, tingkatkan keahlian teknis dan bahasa asing melalui pelatihan atau kursus sertifikasi. Kedua, pastikan dokumen seperti paspor, ijazah, dan sertifikat keahlian telah diterjemahkan dan dilegalisasi.
Ketiga, manfaatkan program pemerintah seperti Migrant Center untuk mendapatkan informasi tentang peluang kerja dan persyaratan visa. Terakhir, teliti kontrak kerja dan kondisi hidup di negara tujuan untuk memastikan keputusan yang tepat. Dengan persiapan yang baik, pekerja Indonesia dapat memanfaatkan peluang global untuk membangun karier baru di tengah tantangan PHK.