Alasan Suku Osing Dandan Menyerupai Kebo di Malam Satu Suro

Tradisi Kebo-Keboan Banyuwangi
Sumber :
  • Indonesia Kaya

Setelah persiapan, arak-arakan dimulai dengan mengelilingi desa, biasanya menuju sawah atau tempat yang dianggap sakral. Di beberapa desa, seperti Alasmalang, prosesi ini diakhiri dengan simulasi “membajak sawah” sebagai simbol harapan akan panen yang melimpah. 

Malam Satu Suro di Alas Purwo, Ada Ritual yang Bikin Merinding!

Sesajen, seperti nasi, bunga, dan kemenyan, diletakkan di lokasi tertentu untuk menghormati roh penunggu. Suasana mistis terasa kuat karena ritual ini dilakukan pada malam hari, di bawah cahaya obor atau bulan, dengan keyakinan bahwa roh-roh leluhur turut hadir.

Lokasi Pelaksanaan di Banyuwangi

Tradisi Kebo-keboan terutama dilakukan di beberapa desa di Banyuwangi yang menjadi pusat budaya suku Osing. Desa Alasmalang di Kecamatan Singojuruh adalah salah satu lokasi paling terkenal, di mana ritual ini menarik banyak wisatawan. 

Larangan Keluar Rumah di Malam Satu Suro, Gimana Kalau Melanggar?

Desa Aliyan di Kecamatan Rogojampi juga dikenal dengan Kebo-keboan yang meriah, sering diiringi tarian tradisional seperti Gandrung. Desa Banjarsari dan Kemiren juga menggelar ritual serupa, masing-masing dengan kekhasan lokal, seperti variasi kostum atau musik pengiring.

Daya Tarik bagi Wisatawan

Bagi wisatawan, menyaksikan Kebo-keboan pada malam Satu Suro adalah pengalaman budaya yang unik dan mendebarkan. Ritual ini tidak hanya menampilkan visual yang menarik, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Osing yang jarang ditemukan di tempat lain. 

Halaman Selanjutnya
img_title
Seberapa Sulit Medan Gunung Rinjani? Pendaki Harus Tahu 10 Hal Ini