Terungkap! Lokasi Paling Sering Muncul Kuyang di Kalimantan
- Wonderful Indonesia
Lifestyle –Kalimantan, pulau yang kaya akan keindahan alam dan budaya, menyimpan berbagai cerita mistis yang telah mengakar dalam tradisi masyarakat setempat. Salah satu yang paling terkenal adalah legenda Kuyang, makhluk astral yang diyakini sebagai perwujudan manusia yang menguasai ilmu hitam. Kuyang digambarkan sebagai sosok kepala perempuan dengan organ tubuh seperti jantung, usus, dan hati yang menggantung, melayang di malam hari untuk mencari mangsa, terutama darah ibu hamil atau bayi yang baru lahir.
Keberadaannya telah menjadi bagian dari folklor Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur, dan menarik perhatian para wisatawan yang ingin menjelajahi sisi misterius pulau ini. Artikel ini mengungkap lokasi-lokasi yang diyakini sebagai tempat munculnya Kuyang berdasarkan cerita masyarakat dan laporan penampakan, sekaligus memberikan wawasan budaya serta tips bagi pelancong yang penasaran.
Asal-Usul dan Karakteristik Kuyang
Kuyang bukanlah sekadar hantu biasa, melainkan diyakini sebagai manusia yang mempelajari ilmu gaib untuk mencapai keabadian atau awet muda. Menurut kepercayaan masyarakat Kalimantan, terutama suku Banjar dan Dayak, Kuyang pada siang hari tampak seperti manusia biasa, sering kali seorang perempuan yang menyembunyikan tanda merah atau hitam di lehernya dengan syal atau kain.
Pada malam hari, kepala mereka terpisah dari tubuh, terbang bersama organ dalamnya, disertai cahaya merah atau api kecil yang menjadi ciri khas penampakannya. Konon, Kuyang mencari darah wanita hamil, darah nifas, atau bayi untuk mempertahankan kekuatan gaibnya. Beberapa versi cerita menyebutkan bahwa Kuyang berasal dari tradisi ilmu hitam sejak zaman Kerajaan Mulawarman pada abad ke-4 Masehi, yang menyebar setelah konflik dengan Kerajaan Kutai.
Lokasi Penampakan Kuyang di Kalimantan
Berdasarkan cerita turun-temurun dan laporan masyarakat, beberapa lokasi di Kalimantan Timur menjadi tempat yang sering dikaitkan dengan penampakan Kuyang. Salah satu yang paling terkenal adalah Sungai Belayan di Kutai Kartanegara. Sungai ini, yang mengalir melalui wilayah pedalaman, diyakini sebagai sarang Kuyang karena seringnya laporan penampakan cahaya merah melayang di malam hari. Masyarakat setempat mengaitkan keberadaan Kuyang di sini dengan hutan lebat dan suasana sepi yang mendukung aktivitas gaib.
Selain itu, Sungai Kunjang di Samarinda juga sering disebut sebagai lokasi penampakan. Pada 2019, sebuah video viral di media sosial menunjukkan warga Samarinda mengejar sosok yang diduga Kuyang, terekam kamera CCTV di permukiman, menambah kepercayaan akan keberadaannya di wilayah ini.
Wilayah lain yang kerap disebut adalah Kecamatan Pasir Belengkong di Kabupaten Paser. Daerah ini, yang terletak di pinggiran Kalimantan Timur, memiliki banyak cerita tentang Kuyang yang berkeliaran di malam hari, terutama di desa-desa terpencil.
Selain itu, hutan-hutan di Balikpapan Timur juga disebut sebagai tempat persembunyian Kuyang, meskipun pembangunan telah mengurangi luas hutan di sana. Cerita dari warga setempat, seperti yang dibagikan oleh Dony Alfaredo Kambayong, menyebutkan bahwa Kuyang bersemayam di antara tiga kampung di hutan Balikpapan Timur, meskipun keberadaannya kini lebih sulit dilacak karena perkembangan wilayah.
Tradisi dan Cara Menangkal Kuyang
Masyarakat Kalimantan memiliki berbagai cara tradisional untuk melindungi diri dari Kuyang, yang menambah kekayaan budaya lokal. Salah satu metode yang umum adalah menggunakan tali ijuk sebagai pelindung rumah atau ayunan bayi. Ijuk diyakini dapat mengganggu Kuyang karena organ-organnya bisa tersangkut.
Selain itu, benda-benda seperti bawang merah tunggal, bulu landak, paku yang dibakar, cermin, gunting, dan daun jeringau sering diletakkan di dekat ibu hamil atau bayi untuk mengusir makhluk ini. Masyarakat Banjar juga percaya bahwa lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an, terutama Surat An-Naas, dapat mengusir Kuyang karena diyakini mereka bersekutu dengan iblis.
Ritual lain yang menarik adalah teknik “memancing” Kuyang, seperti yang dilakukan oleh Awang Zul di Melak, Kutai Barat. Masyarakat menggunakan umpan berupa kain berlumur darah nifas atau irisan kulit kaki yang keras untuk menarik Kuyang, yang kemudian muncul sebagai cahaya merah sebelum berubah menjadi sosok perempuan dengan usus terburai. Aktivitas ini biasanya dilakukan tengah malam dan dianggap sebagai tontonan berani bagi sebagian warga, meskipun penuh risiko.
Pengaruh Kuyang dalam Budaya Populer
Legenda Kuyang tidak hanya hidup dalam cerita lisan, tetapi juga telah merambah budaya populer. Film berjudul Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai (2024), yang diadaptasi dari novel karya Achmad Benbela, mengangkat kisah horor ini ke layar lebar. Film ini, yang disutradarai oleh Yongki Ongestu, menampilkan budaya Kalimantan seperti penggunaan klotok (perahu tradisional) dan kebiasaan masyarakat setempat, seperti melempar makanan untuk menghormati leluhur.
Lokasi syuting di Desa Balok, Desa Jangkang, dan Desa Cendil di Belitung Timur menambah nuansa autentik pada cerita ini. Kehadiran film ini menunjukkan betapa kuatnya daya tarik Kuyang sebagai bagian dari identitas budaya Kalimantan.
Tips untuk Wisatawan yang Penasaran
Bagi wisatawan yang tertarik menjelajahi sisi mistis Kalimantan, mengunjungi lokasi-lokasi yang terkait dengan Kuyang bisa menjadi pengalaman unik, namun harus dilakukan dengan hati-hati dan hormat terhadap budaya lokal. Pertama, selalu berkonsultasi dengan warga setempat sebelum menjelajahi daerah seperti Sungai Belayan atau Pasir Belengkong, terutama pada malam hari.
Kedua, pelajari tradisi setempat, seperti penggunaan benda pelindung, untuk memahami cara masyarakat menghadapi kepercayaan ini.
Ketiga, hindari tindakan yang dapat dianggap tidak sopan, seperti merekam tanpa izin atau mengabaikan larangan masuk ke area tertentu.
Terakhir, nikmati cerita-cerita mistis ini sebagai bagian dari kekayaan budaya, sambil tetap menjaga sikap skeptis dan menghormati kepercayaan masyarakat.