Fakta Patung Tau Tau Penjaga Makam Suku Toraja, Ternyata Bukan Buat Voodoo
- Wonderful Indonesia
Pembuatan Tau Tau merupakan seni yang membutuhkan keahlian tinggi dan dilakukan oleh pengukir khusus yang disebut To Ma’tarru. Proses ini dimulai dengan pemilihan kayu berkualitas, biasanya kayu nangka atau cempaka, karena tahan lama dan mudah diukir. Pengukir berusaha menciptakan patung yang menyerupai wajah dan postur almarhum, meskipun dalam beberapa kasus, Tau Tau dibuat dengan gaya lebih simbolis daripada realistis. Detail seperti pakaian adat, perhiasan, dan ekspresi wajah ditambahkan untuk mencerminkan status sosial almarhum.
Setelah selesai diukir, Tau Tau dilengkapi dengan pakaian adat Toraja yang asli, seperti kain tenun Ma’a untuk pria atau Sarita untuk wanita. Mata patung biasanya dibuat dari bahan khusus, seperti tulang atau kaca, untuk memberikan kesan hidup.
Proses ini bisa memakan waktu berminggu-minggu dan biaya hingga puluhan juta rupiah, tergantung pada kerumitan desain dan bahan yang digunakan. Setelah selesai, Tau Tau ditempatkan di lokasi pemakaman melalui upacara kecil yang dipimpin oleh tetua adat.
Peran Tau Tau dalam Upacara Rambu Solo’
Tau Tau memiliki peran penting dalam upacara kematian Rambu Solo’, ritual pemakaman megah masyarakat Toraja. Selama upacara, Tau Tau baru sering kali diperkenalkan sebagai bagian dari prosesi pengantaran jenazah ke pemakaman tebing.
Patung ini diletakkan di samping peti mati selama ritual Ma’Pasonglo, di mana jenazah diarak menuju lokasi pemakaman. Kehadiran Tau Tau menegaskan status sosial keluarga dan menjadi bagian dari penghormatan terakhir kepada almarhum.
Namun, tidak semua pemakaman Toraja melibatkan Tau Tau. Hanya keluarga dengan sumber daya finansial yang cukup yang mampu membuatnya, karena biaya pembuatan patung sering kali ditambah dengan pengeluaran besar untuk kurban hewan dan logistik upacara.