Bikin Penasaran, Nagari Tuo Pariangan Ini Bikin Jatuh Cinta Sama Budaya Minang
- Jadesta Kemenparekraf
Lifestyle –Di tengah arus modernisasi yang kian pesat, masih ada tempat-tempat yang dengan teguh mempertahankan nilai-nilai budaya dan sejarahnya. Salah satunya adalah Nagari Tuo Pariangan, yang terletak di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Desa ini bukan hanya dikenal sebagai salah satu desa tertua di Minangkabau, tetapi juga telah berkembang menjadi desa wisata yang sarat akan pesona alam dan kekayaan budaya.
Nagari Tuo Pariangan menjadi saksi hidup perjalanan masyarakat Minangkabau, yang hingga kini masih menjaga warisan leluhur secara turun-temurun. Terletak di lereng Gunung Marapi yang sejuk dan subur, desa ini menawarkan panorama memukau, rumah adat berusia ratusan tahun, serta suasana yang tenang namun penuh cerita. Hingga saat ini, masih ditemukan berbagai bukti peradaban tua Masyarakat Minangkabau di nagari ini seperti Batu Lantak Tigo, Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano, Sawah Satampang Baniah, Lurah Indak Barayia dan masih banyak lagi yang lainnya.
Lokasi Strategis dan Aksesibilitas
Nagari Tuo Pariangan berada di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Desa ini dapat dicapai dengan perjalanan darat sekitar 3 jam dari Kota Padang, atau sekitar 1,5 jam dari Kota Bukittinggi. Jalur menuju desa sudah cukup baik, dan wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi atau travel dari beberapa kota besar di Sumbar.
Aksesibilitas yang mudah ini menjadi salah satu faktor pendukung meningkatnya jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Pesona Alam dan Arsitektur Tradisional
Keindahan alam Nagari Tuo Pariangan tak perlu diragukan. Terletak di kaki Gunung Marapi, desa ini dikelilingi oleh sawah hijau yang membentang luas, perbukitan yang asri, dan udara segar yang menenangkan. Pemandangan yang ditawarkan menjadi nilai lebih bagi para pelancong yang ingin menjauh sejenak dari hiruk-pikuk kota.
Namun yang paling mencolok adalah keberadaan rumah gadang, rumah adat khas Minangkabau, yang masih berdiri kokoh di sepanjang jalan desa. Rumah-rumah ini tidak hanya dijaga keasliannya, tetapi juga masih digunakan sebagai tempat tinggal dan kegiatan adat. Selain rumah gadang, ada pula masjid tua berarsitektur khas Minang dan jalan-jalan batu yang sudah ada sejak zaman dahulu.
Kekayaan Budaya yang Masih Hidup
Sebagai desa wisata budaya, Nagari Tuo Pariangan menyuguhkan pengalaman unik bagi wisatawan yang ingin memahami lebih dalam tentang adat dan tradisi Minangkabau. Masyarakat desa masih menjunjung tinggi sistem sosial matrilineal, di mana garis keturunan ditarik dari pihak ibu, serta sistem musyawarah yang diatur dalam lembaga adat.
Gotong royong juga masih menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Ini terlihat saat ada acara adat, pembangunan rumah, maupun kegiatan keagamaan. Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan atau bahkan ikut serta dalam kesenian tradisional seperti randai, saluang, dan tari piring yang ditampilkan dalam acara tertentu.
Reputasi dan Pengakuan Nasional hingga Internasional
Keindahan dan nilai sejarah Nagari Tuo Pariangan telah menarik perhatian luas. Desa ini pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terindah di dunia oleh sebuah majalah internasional. Pengakuan tersebut semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata budaya unggulan di Indonesia.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga telah menetapkan Nagari Tuo Pariangan sebagai bagian dari pengembangan desa wisata nasional. Upaya ini sejalan dengan program pemajuan desa berbasis pelestarian budaya dan potensi lokal yang berkelanjutan.
Aktivitas Wisata Menarik di Nagari Tuo Pariangan
Wisatawan yang berkunjung ke Nagari Tuo Pariangan tidak hanya disuguhi pemandangan indah, tetapi juga dapat menikmati berbagai aktivitas yang edukatif dan menyenangkan. Beberapa di antaranya meliputi:
- Wisata sejarah dan budaya, seperti tur rumah gadang, masjid tua, dan situs-situs adat lainnya.
- Wisata kuliner, dengan mencicipi makanan khas Minang yang disiapkan langsung oleh warga, seperti rendang, lado mudo, dan lamang.
- Homestay bersama keluarga lokal, memberikan pengalaman hidup berdampingan dengan masyarakat Minang serta mempelajari adat istiadat mereka.
- Kerajinan tangan dan seni tradisional, di mana pengunjung dapat melihat proses pembuatan songket, bordir Minang, hingga belajar tari tradisional.