Menikmati Keindahan Pulau Gag di Tengah Polemik Tambang Nikel Raja Ampat

Raja Ampat
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

Polemik Tambang Nikel di Pulau Gag

Perayaan Idul Adha di Kota-Kota Dunia: Dari Jakarta ke Istanbul hingga Paris

Di balik pesona wisata yang menyelimuti Pulau Gag, ancaman lingkungan muncul dari operasi tambang nikel oleh PT Gag Nikel. Dengan konsesi seluas ±6.030,53 hektare di daratan Pulau Gag, aktivitas tambang ini telah menyebabkan deforestasi lebih dari 300 hektare, merusak hutan tropis yang menjadi habitat flora dan fauna endemik.

Sedimentasi dari limbah tambang juga mengancam terumbu karang, yang merupakan daya tarik utama wisata mistis Raja Ampat. Pelanggaran terhadap Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil semakin memperburuk situasi, memicu protes dari masyarakat adat dan organisasi lingkungan seperti Greenpeace.

Viral Seruan #SaveRajaAmpat, 7 Hidden Gems Cantik Ini Jadi Sorotan Netizen

Pada 5 Juni 2025, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menghentikan sementara operasi tambang setelah kunjungan bersama Gubernur Papua Barat Daya. Pemerintah mengklaim bahwa Pulau Gag masih dalam kondisi baik dan upaya reklamasi telah dilakukan. Namun, laporan independen menunjukkan kerusakan ekosistem yang signifikan, memicu sentimen publik di media sosial. 

Tagar #SaveRajaAmpat menjadi sorotan, dengan kekhawatiran bahwa status geopark dunia Raja Ampat terancam. Misteri dampak jangka panjang tambang ini menjadi perhatian utama, terutama bagi pelaku wisata yang bergantung pada keindahan alam pulau ini.

Menikmati Pulau Gag dengan Bijak

Intip Keindahan Raja Ampat yang Terancam Rusak Akibat Tambang Nikel

Untuk menjaga pesona wisata Pulau Gag, wisatawan diimbau mengadopsi pendekatan wisata berkelanjutan. Praktik seperti tidak menyentuh terumbu karang saat snorkeling atau diving, menghindari penggunaan plastik sekali pakai, dan memilih homestay lokal dapat membantu mengurangi dampak lingkungan. 

Halaman Selanjutnya
img_title