Jangan Ikut Tantrum! Tips Kelola Emosi saat Hadapi Anak yang Sulit Diatur
- Freepik
Lifestyle – Anak kerap menunjukkan sikap yang sulit diatur atau tantrum yang menjadi tantangan besar bagi ayah dan ibu. Tingkah ‘unik’ si kecil sering kali membuat orang tua merasa kewalahan, terlebih para orang tua baru (new parents) yang masih kesulitan mengendalikan emosi.
Perilaku anak yang sulit diatur sering kali dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah fase perkembangan di usia balita 2 sampai 4 tahun. Pada tahapan usia tersebut, anak mulai mengembangkan rasa kemandirian dan menguji batasan.
Tantrum atau penolakan terhadap perintah juga dapat terjadi karena kurangnya perhatian, kelelahan, rasa lapar, atau perubahan rutinitas yang membuat anak merasa tidak nyaman. Emosi yang ditunjukkan anak mungkin mencerminkan emosi orang tua, jika ayah dan ibu sering bereaksi dengan marah maka si kecil cenderung meniru perilaku tersebut.
Faktor lingkungan, seperti kurangnya rutinitas yang konsisten atau stimulasi berlebihan dari gadget, juga dapat memicu perilaku sulit diatur. Oleh karena itu, memahami penyebab perilaku anak tantrum merupakan langkah pertama untuk menangani anak dengan efektif. Dengan mengenali pemicu, orang tua dapat merespons dengan cara yang mendukung perkembangan emosional anak tanpa memperburuk situasi.
Tips Mengelola Emosi saat Menghadapi Anak
Mengendalikan emosi saat menghadapi anak yang sulit diatur sangat penting untuk menciptakan interaksi yang positif. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk membantu orang tua tetap tenang:
1. Tarik Napas untuk Menenangkan Diri
Saat emosi mulai meningkat, tarik napas dalam secara perlahan selama 4 detik, tahan selama 4 detik, lalu hembuskan selama 4 detik. Teknik pernapasan ini membantu menurunkan detak jantung dan memberikan waktu untuk berpikir sebelum bereaksi. Ulangi beberapa kali hingga Anda merasa lebih tenang.
2. Gunakan Kalimat Positif
Alih-alih mengatakan “Jangan berbuat ulah,” coba gunakan kalimat positif seperti “Ayo, kita coba tenang dan bicara.” Kalimat positif mengurangi ketegangan dan membantu anak merasa didengar. Hindari nada menyalahkan, karena ini dapat memicu perlawanan lebih lanjut dari anak.
3. Tetap Tenang dan Beri Contoh
Anak cenderung meniru perilaku orang tua. Jika Anda tetap tenang, anak lebih mungkin meniru ketenangan tersebut. Jika Anda merasa kesulitan mengendalikan emosi, ambil jeda sejenak, misalnya dengan meninggalkan ruangan selama beberapa menit, sambil memastikan anak tetap aman.
Strategi Mendisiplinkan Anak tanpa Kekerasan
Mendisiplinkan anak yang sulit diatur memerlukan pendekatan yang konsisten dan bebas dari kekerasan. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Gunakan Metode Time-Out
Metode time-out melibatkan meminta anak duduk di tempat yang tenang selama beberapa menit (1 menit per tahun usia anak) untuk menenangkan diri. Jelaskan dengan tenang mengapa time-out diberikan, misalnya, “Kamu perlu waktu sebentar karena tadi memukul adik.” Setelah time-out, ajak anak berdiskusi tentang perilaku yang diharapkan.
2. Tetapkan Aturan dan Konsekuensi yang Jelas
Buat aturan sederhana yang sesuai dengan usia anak, seperti “Mainan dirapikan setelah bermain.” Jelaskan konsekuensi logis jika aturan dilanggar, misalnya, mainan akan disimpan sementara. Pastikan konsekuensi diterapkan dengan konsisten tanpa kemarahan.
4. Berikan Pujian
Berikan pujian spesifik saat anak menunjukkan perilaku baik, seperti “Ibu senang kamu mau berbagi mainan dengan adik.” Penguatan positif mendorong anak untuk mengulangi perilaku yang diinginkan dan memperkuat hubungan emosional dengan orang tua.
5. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan
Ayah dan ibu bisa menciptakan rutinitas harian yang konsisten sebagai cara mengatasi anak tantrum atau sulit diatur. Kegiatan yang menyenangkan akan membuata anak merasa lebih aman dengan struktur yang jelas.
6. Batasi Penggunaan Gawai
Batasi waktu menatap layar gawai guna mencegah overstimulation atau stimulasi berlebih. Kondisi ini berpotensi menimbulkan dampak negatif pada perkembangananak, seperti gangguan emosi, penurunan kemampuan belajar, dan masalah tidur. Parahnya, overstimulasi dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional anak
Mengelola emosi saat menghadapi anak yang sulit diatur memerlukan kesabaran, pemahaman, dan strategi yang tepat. Jika perilaku anak terus-menerus sulit dikendalikan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog anak atau konselor keluarga untuk mendapatkan panduan lebih lanjut. Komunikasi terbuka dengan pasangan juga penting untuk memastikan pendekatan pengasuhan yang seragam.