Dukungan untuk Anak Autis dan Manfaat Kegiatan Sosial untuk Tumbuh Kembangnya
- Pixabay
Acara Walk for Autism 2025
- Istimewa
Kegiatan sosial yang dirancang dengan baik dapat menjadi alat yang efektif untuk membantu anak autis belajar berinteraksi dengan orang lain. Kegiatan seperti kelompok bermain terstruktur, terapi seni, atau olahraga yang disesuaikan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal.
Misalnya, kegiatan seni seperti melukis atau musik memungkinkan anak mengekspresikan diri tanpa tekanan komunikasi langsung, yang sering kali menjadi tantangan bagi mereka.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Autism and Developmental Disorders menunjukkan bahwa kegiatan kelompok yang terarah dapat meningkatkan kemampuan anak autis dalam memahami emosi orang lain dan membangun empati.
Selain itu, kegiatan sosial memberikan kesempatan untuk melatih keterampilan seperti berbagi, menunggu giliran, dan menyelesaikan konflik dalam lingkungan yang aman.
"Satu langkah kecil yang kita ambil hari ini membawa dampak besar bagi kehidupan banyak individu autis dan keluarga mereka. Ini adalah bukti bahwa kita peduli dan siap menjadi komunitas yang lebih inklusif," ujar Project Director Walk for Autism 2025, Ryan Santoso, dalam keterangannya.
Ribuan masyarakat dari berbagai kalangan memadati area Plaza Senayan (Fountain Area) untuk mengikuti acara tahunan Walk For Autism (WFA) 2025 pada Minggu pagi. Kegiatan jalan pagi ini bukan sekadar ajang olahraga, melainkan sebuah pernyataan kuat untuk merangkul dan mendukung individu dalam spektrum autisme di seluruh Indonesia.