7 Cara Melatih Motorik Anak dengan Aktivitas Seru dan Efektif, Ayah dan Ibu Wajib Coba di Rumah
- Freepik
Lifestyle – Perkembangan motorik menjadi salah satu hal penting yang harus orang tua perhatikan dalam tumbuh kembang anak. Menurut American Academy of Pediatrics menunjukkan stimulasi motorik yang tepat meningkatkan kemampuan fisik, mendukung perkembangan kognitif dan emosional, mempersiapkan anak untuk tantangan akademik dan sosial.
Keterampilan motorik anak terbagi menjadi dua, yakni motorik kasar dan halus. Motorik kasar berkaitan dengan gerakan anggota tubuh besar seperti berlari sementara motorik halus meliputi kemampuan koordinasi seperti menulis.
Hal ini menjadi fondasi penting dalam tumbuh kembang anak, terutama pada usia 0–6 tahun. Melatih motorik anak tidak memerlukan peralatan mahal atau program kompleks. Aktivitas sederhana yang menyenangkan di rumah dapat memberikan hasil signifikan guna mendukung anak mencapai milestone.
1. Bermain Kejar-Kejaran
Aktivitas kejar-kejaran di halaman rumah atau taman melatih motorik kasar dengan meningkatkan kelincahan, keseimbangan, dan kekuatan kaki. Ajak anak berlari sambil menghindari rintangan sederhana seperti bantal atau tali.
Aktivitas ini ideal untuk anak usia 3–6 tahun dan dapat dilakukan selama 15–20 menit sehari. Menurut Journal of Pediatric Health mengungkap permainan ini juga meningkatkan koordinasi tubuh dan kepercayaan diri anak.
2. Melempar dan Menangkap Bola
Melempar dan menangkap bola membantu mengembangkan koordinasi mata-tangan dan kekuatan lengan, yang penting untuk motorik kasar. Gunakan bola besar untuk anak usia 2–4 tahun, lalu beralih ke bola kecil seiring bertambahnya usia.
Occupational Therapy International mencatat bahwa aktivitas ini juga melatih fokus dan reaksi cepat. Lakukan di ruang terbuka selama 10–15 menit untuk hasil optimal.
3. Menggambar dan Mewarnai
Menggambar atau mewarnai dengan krayon melatih motorik halus melalui koordinasi jari dan tangan. Berikan kertas dan ajak anak usia 2–5 tahun untuk menggambar bentuk sederhana seperti lingkaran atau garis. Aktivitas ini juga merangsang kreativitas dan mempersiapkan anak untuk menulis. Lakukan 15–20 menit setiap hari untuk meningkatkan presisi gerakan tangan.
4. Menyusun Balok
Menyusun balok kayu atau plastik melatih ketepatan dan kekuatan jari, yang penting untuk motorik halus. Anak usia 2–6 tahun dapat mulai dengan balok besar, lalu beralih ke yang lebih kecil untuk tantangan tambahan.
Penelitian dari Early Childhood Research Quarterly menunjukkan bahwa aktivitas ini juga meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Luangkan waktu 15 menit sehari untuk aktivitas ini.
5. Bermain Plastisin
Bermain dengan plastisin atau playdough membantu anak mengembangkan kekuatan tangan melalui aktivitas meremas, membentuk, atau memotong adonan. Kegiatan ini cocok untuk anak usia 2–5 tahun.
Aktivitas ini juga mendukung kemandirian, seperti kemampuan menggunakan gunting. Lakukan selama 10–15 menit dengan panduan orang tua untuk mendorong kreativitas dan koordinasi.
6. Menari Mengikuti Musik
Menari mengikuti lagu anak-anak seperti “Balonku” atau “Pelangi-Pelangi” melatih motorik kasar melalui gerakan tubuh yang terkoordinasi. Aktivitas ini cocok untuk anak usia 2–6 tahun dan dapat dilakukan selama 10–20 menit di rumah. Menari juga meningkatkan kesadaran ritme dan keseimbangan, sebagaimana dilaporkan oleh Journal of Pediatric Health.
7. Menata Meja Makan
Mengajak anak membantu menata meja makan, seperti mengambil sendok atau gelas, melatih motorik halus sekaligus tanggung jawab. Aktivitas ini ideal untuk anak usia 3–6 tahun dan dapat diintegrasikan ke dalam rutinitas harian. Menurut National Institute of Child Health, tugas sederhana seperti ini meningkatkan koordinasi tangan dan kemandirian anak.
Melatih motorik anak melalui tujuh aktivitas seru di atas jadi cara sederhana namun efektif untuk mendukung perkembangan fisik, kognitif, dan emosional mereka. Dengan konsistensi dan pendekatan yang menyenangkan, orang tua dapat membantu anak mencapai milestone motorik sesuai usia sambil membangun kepercayaan diri.
Sesuaikan aktivitas dengan usia dan minat anak, serta ciptakan suasana yang menyenangkan agar mereka tetap termotivasi. Jika ada tanda keterlambatan, konsultasikan dengan dokter anak atau terapis okupasi di klinik tumbuh kembang, yang banyak tersedia di rumah sakit besar di Indonesia.