Resign Dulu atau Tunggu Dapat Kerjaan Baru? Ini Jawaban yang Tepat Menurut Pakar Karier

Ilustrasi resign kerja
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Pernahkah kamu merasa stuck di pekerjaan sekarang, tapi belum juga punya kepastian soal pekerjaan baru? Di satu sisi, kamu sudah tidak tahan dengan tekanan, lingkungan toksik, atau gaji yang tidak lagi cukup.

PHK Massal Meningkat, Ini Daftar Pekerjaan yang Paling Terdampak

Di sisi lain, kamu juga takut jika resign sekarang justru membuat kamu menganggur terlalu lama. Lalu, mana yang lebih bijak? Resign dulu atau tunggu dapat kerjaan baru?

Pertanyaan ini sering muncul, terutama di kalangan pekerja muda dan profesional yang sedang berada di persimpangan jalan karier. Untuk menjawabnya, mari kita bahas dari berbagai sisi mulai dari finansial, emosional, dan profesional.

10 Jurusan Kuliah yang Aman dari Otomatisasi dan Robot, Masa Depan Karier Terjamin!

Artikel ini juga akan menyertakan pandangan dari pakar karier global, Dr. Dawn Graham, pakar transisi karier dan penulis buku "Switchers: How Smart Professionals Change Careers and Seize Success."

Resign Tanpa Pekerjaan Baru: Risiko yang Harus Kamu Sadari

Banyak orang yang memilih resign meski belum punya pekerjaan pengganti karena merasa sudah sangat tidak nyaman. Namun, keputusan ini tidak boleh dilakukan dengan gegabah. Menurut Dr. Dawn Graham, resign tanpa rencana bisa memicu emosi panik dan ketidakstabilan finansial, yang justru akan mempersulit proses pencarian kerja selanjutnya.

10 Profesi Ini Tetap Membutuhkan Manusia hingga 2040, Aman dari Gempuran AI

“Ketika kamu berada dalam keadaan terdesak atau penuh tekanan finansial, kamu bisa saja menerima pekerjaan yang sebenarnya tidak sesuai dengan tujuan jangka panjangmu,” jelas Dr. Graham dalam wawancara bersama Forbes.

Beberapa risiko resign tanpa pekerjaan baru antara lain:

  • Tidak ada pemasukan tetap dalam waktu tak tentu
  • Tekanan mental karena rasa bersalah atau cemas
  • Rasa kehilangan identitas sosial (terutama bagi mereka yang sangat terikat dengan pekerjaan)
  • Kesulitan menjelaskan ‘gap’ saat wawancara kerja

Tapi, Kapan Resign Tanpa Pekerjaan Itu Justru Perlu?

Meskipun penuh risiko, ada beberapa situasi di mana resign meski belum dapat pekerjaan baru justru lebih sehat dan realistis. Beberapa contohnya:

  • Kamu mengalami burnout berat atau gangguan kesehatan mental
  • Lingkungan kerja sangat toksik atau abusive
  • Kamu perlu waktu untuk belajar skill baru atau mengejar studi
  • Kamu punya dana darurat minimal 6 bulan untuk biaya hidup

Dr. Graham menyarankan, jika kamu harus resign tanpa pekerjaan baru, buatlah struktur harian yang tetap produktif dan punya rutinitas.

“Salah satu kesalahan terbesar saat menganggur adalah kehilangan arah dan tidak membangun jaringan. Terus jaga momentum dan rencana kamu,” ujarnya.

Menunggu Dapat Kerjaan Baru: Aman, Tapi Tidak Selalu Mudah

Pilihan yang paling umum adalah tetap bekerja sambil mencari pekerjaan baru. Ini memang memberikan stabilitas finansial, namun bisa jadi sangat menguras energi, terutama jika kamu bekerja di tempat yang tidak membuatmu bahagia.

Keuntungan dari pilihan ini:

  • Kamu tetap punya penghasilan
  • Tidak tertekan secara mental karena kejar-kejaran biaya
  • Kamu bisa lebih selektif dalam memilih kerjaan baru
  • Kamu tetap punya “nilai jual” sebagai pekerja aktif

Namun, tantangannya juga nyata:

  • Waktu terbatas untuk membuat CV, wawancara, atau networking
  • Harus menjaga rahasia pencarian kerja dari atasan
  • Rentan burnout karena kerja sambil “berburu” kerja

Kapan waktu terbaik untuk resign? Setelah kamu punya rencana dan perhitungan. Menurut Dr. Graham, waktu terbaik untuk resign adalah ketika kamu sudah:

  • Punya pekerjaan baru secara tertulis (bukan sekadar wacana atau verbal)
  • Punya dana darurat untuk menanggung hidup minimal 6 bulan
  • Sudah mempertimbangkan risiko dan sudah berdamai dengan kemungkinan terburuk
  • Sudah menyusun strategi pasca resign (kursus, relasi, freelance, atau proyek sampingan)

Jangan lupa juga untuk melihat tren industri dan kondisi ekonomi. Jika kamu bekerja di sektor yang sedang banyak PHK atau sangat kompetitif, pertimbangkan untuk tetap bertahan sementara waktu sambil memperkuat portofolio.

Bagaimana Menyiapkan Diri Sebelum Resign?

Sebelum memutuskan keluar, lakukan beberapa langkah cerdas berikut:

  • Perbarui CV dan LinkedIn, bahkan sebelum kamu apply pekerjaan baru
  • Jalin jaringan secara aktif: gabung komunitas profesional, pameran kerja, atau webinar
  • Pelajari tren industri dan cari tahu kebutuhan skill saat ini
  • Bangun portofolio, blog, atau hasil kerja nyata
  • Jika perlu, pertimbangkan side hustle yang bisa jadi sumber penghasilan sementara

Menghadapi Tekanan dari Keluarga dan Lingkungan

Banyak orang ragu resign karena takut dinilai ‘gagal’ oleh keluarga atau teman. Padahal, karier adalah urusan sangat personal. Selama kamu punya rencana dan tanggung jawab, jangan terlalu khawatir dengan persepsi orang lain.

Dr. Graham mengingatkan bahwa transisi karier adalah proses normal dalam dunia kerja modern.

“Orang sering berpikir bahwa karier itu linear, padahal saat ini, justru yang paling bertahan adalah mereka yang fleksibel dan berani mengambil keputusan berdasarkan nilai dan tujuan pribadi,” kata dia.