Awas Terlilit Utang! Ini 7 Risiko Pakai Pinjaman Online yang Jarang Disadari

Ilustrasi mengajukan pinjaman online
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Di era digital saat ini, pinjaman online atau pinjol semakin populer karena kemudahannya. Hanya dengan smartphone dan akses internet, Anda bisa mengajukan pinjaman tanpa harus datang ke bank. 

Apa Itu Great Resignation? Fenomena Resign Massal yang Sempat 'Menghantui' Perusahaan

 

Prosesnya cepat, syaratnya mudah, dan dana bisa cair dalam hitungan jam. Tidak heran jika banyak orang tergiur menjadikannya solusi saat membutuhkan dana darurat.

Fenomena Job Hugging 2025, Mengapa Banyak Karyawan Enggan Pindah Kerja?

 

Namun, di balik kemudahan tersebut, pinjaman online juga memiliki risiko besar yang sering diabaikan. Banyak kasus menunjukkan bahwa penggunaan pinjol yang tidak hati-hati justru menjerumuskan peminjam ke dalam masalah keuangan serius. 

Job Hugging vs Job Hopping, Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Karier Anda?

 

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami apa saja risiko pinjaman online agar bisa lebih bijak sebelum memutuskan menggunakannya.

 

1. Bunga dan Biaya Tersembunyi yang Tinggi

 

Salah satu risiko utama dari pinjaman online adalah bunga yang jauh lebih tinggi dibandingkan pinjaman konvensional. Tidak jarang, bunga efektif bisa mencapai puluhan persen per bulan. 

 

Selain itu, ada biaya tambahan yang tidak selalu dijelaskan di awal, sehingga jumlah yang harus dibayar jauh lebih besar dari pinjaman pokok.

 

2. Potensi Penipuan oleh Aplikasi Ilegal

 

Tidak semua aplikasi pinjaman online memiliki izin resmi dari otoritas keuangan. Pinjol ilegal kerap memanfaatkan kebutuhan mendesak masyarakat dengan menawarkan pinjaman cepat, namun kemudian menjerat dengan syarat yang merugikan. Risiko penipuan, penyalahgunaan data, hingga ancaman penagihan ilegal sangat besar pada jenis pinjaman ini.

 

3. Penyalahgunaan Data Pribadi

 

Ketika mengajukan pinjaman online, biasanya aplikasi meminta akses ke kontak, foto, atau data pribadi lainnya. Jika data tersebut disalahgunakan, bisa berujung pada pemerasan, pelecehan, atau tersebarnya informasi pribadi di ruang publik. Ini menjadi salah satu risiko serius yang kerap dialami korban pinjol ilegal.

 

4. Penagihan dengan Cara Kasar

 

Banyak kasus menunjukkan bahwa penagihan pinjaman online dilakukan dengan cara tidak manusiawi. Ada yang menggunakan ancaman, intimidasi, hingga penyebaran informasi ke keluarga atau rekan kerja. Praktik ini tentu merugikan peminjam secara psikologis maupun sosial.

 

5. Ketergantungan pada Pinjaman

 

Kemudahan mengakses pinjol membuat banyak orang terlena hingga akhirnya terjebak dalam siklus utang. Alih-alih menyelesaikan masalah keuangan, pinjaman online justru membuat seseorang terbiasa berutang untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini bisa mengganggu kestabilan finansial dalam jangka panjang.

 

6. Skor Kredit yang Buruk

 

Meskipun proses pinjaman online terkesan mudah, gagal membayar cicilan akan berdampak pada catatan kredit Anda. Skor kredit yang buruk membuat Anda sulit mendapatkan pinjaman resmi di kemudian hari, baik di bank maupun lembaga keuangan lain.

 

7. Stres dan Beban Psikologis

 

Risiko lain yang tidak kalah penting adalah tekanan mental. Tagihan yang menumpuk, bunga yang terus berjalan, dan penagihan agresif dapat memicu stres, kecemasan, hingga depresi. Beban psikologis ini sering kali tidak terlihat di awal, tetapi dampaknya sangat besar bagi kualitas hidup.

 

Pinjaman online memang menawarkan solusi cepat, tetapi risiko yang menyertainya tidak bisa dipandang remeh. Bunga tinggi, potensi penipuan, penyalahgunaan data pribadi, hingga dampak psikologis adalah hal-hal yang perlu Anda waspadai. 

 

Jika terpaksa menggunakan pinjol, pastikan memilih aplikasi resmi yang terdaftar di otoritas keuangan, memahami syarat dengan jelas, serta memastikan kemampuan membayar sebelum memutuskan berutang. Bijak dalam mengelola keuangan adalah langkah terbaik untuk menghindari jeratan pinjaman online.