Masih Percaya Menabung Cukup untuk Masa Depan? Pakar Ungkap 3 Fakta Penting soal Uang
- Freepik
Lifestyle – Bicara soal uang sering kali dipenuhi dengan anggapan yang salah kaprah. Dari kecil, banyak orang mendengar bahwa uang adalah sumber masalah, orang kaya pasti curang, hingga keyakinan bahwa menabung saja sudah cukup untuk masa depan.
Pengusaha dan penulis, Ankur Warikoo, melalui sebuah postingan di LinkedIn, menantang gagasan-gagasan umum ini dengan menguraikan tiga mitos keuangan. Di mana pola pikir klasit yang selama ini berkembang menjadi penghalang dalam membangun kekayaan maupun mencapai kebebasan finansial.
Tak heran jika masih banyak orang yang bekerja keras, tetapi tetap merasa jalan di tempat. Menurut Warikoo, kesalahan bukan pada kurangnya usaha, melainkan karena terjebak dalam mitos yang diwariskan turun-temurun.
Mengutip Times of India, berikut fakta keuangan yang coba Warkoo luruskan pandangan atas tiga kesalahpahaman besar seputar uang. Apa saja? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
1. Uang Bukan Sumber Masalah
Salah satu mitos paling tua adalah anggapan bahwa uang adalah akar dari segala masalah. Akibatnya, banyak orang tumbuh dalam lingkungan yang menghindari pembicaraan tentang keuangan, seolah membicarakan uang itu tabu.
Padahal, uang hanyalah alat tukar yang bersifat netral. Masalah muncul ketika orang memberi emosi berlebihan pada uang, seperti rasa takut, rakus, atau bahkan obsesi.
Warikoo menekankan, kendali ada pada manusia. Jika mampu menempatkan uang di posisi yang wajar, maka uang justru bisa menjadi sarana untuk hidup lebih tenang, bukan sumber konflik.
2. Tidak Semua Orang Kaya Itu Curang
Mitos lain yang terus bertahan adalah anggapan bahwa orang kaya pasti berbuat curang, manipulatif, atau tidak jujur. Narasi semacam ini sering diperkuat oleh pemberitaan yang menyoroti kasus korupsi atau pengusaha nakal.
Faktanya, cerita tersebut hanyalah sebagian kecil dari kenyataan. Warikoo mengingatkan bahwa banyak orang kaya membangun kesuksesan dengan cara yang etis, bekerja keras, menghargai uang, dan tetap berpegang pada nilai hidup. Hanya saja, kisah-kisah positif seperti ini jarang terekspos, karena media lebih sering menyoroti kasus ekstrem yang bernuansa negatif.
Dengan melabeli semua orang kaya sebagai tidak jujur, masyarakat justru menutup diri dari peluang belajar bagaimana mengelola uang secara cerdas. Alih-alih menilai dengan prasangka, akan lebih bermanfaat jika mengambil pelajaran dari cara orang sukses membangun kekayaan dengan disiplin dan strategi.
3. Menabung Saja Tidak Cukup
Kebiasaan menabung yang diajarkan sejak kecil sebagai cara paling aman mengelola keuangan. Namun, Warikoo menegaskan bahwa menabung saja tidak akan cukup untuk membangun kekayaan jangka panjang.
Ia mencontohkan generasi lama yang sangat disiplin menyimpan uang tunai. Meskipun kebiasaan itu patut diapresiasi, kenyataannya uang yang hanya ditabung lama-kelamaan tergerus inflasi.
Nilai uang semakin turun seiring waktu, sehingga tabungan tidak mampu memberikan perlindungan nyata. Di sinilah pentingnya investasi. Uang yang diinvestasikan bukan hanya disimpan, melainkan bekerja agar nilainya tumbuh. Dari pasar saham, reksa dana, hingga instrumen investasi lain yang terpercaya menjadi kunci agar aset bisa berkembang lebih cepat daripada inflasi.
Uang pada dasarnya tidak pernah salah, yang keliru adalah cara manusia memandang dan mengelolanya. Mitos bahwa uang adalah musuh, orang kaya pasti curang, dan menabung sudah cukup, hanya akan membuat banyak orang tertinggal dalam perjalanan menuju kebebasan finansial.
Seperti yang ditegaskan Ankur Warikoo, kekayaan bukan sekadar angka di rekening, melainkan hasil dari pola pikir yang sehat dan keputusan finansial yang tepat. Dengan membuang mitos lama dan berani membangun kebiasaan baru, siapa pun bisa menjadikan uang sebagai alat untuk hidup lebih baik, bukan beban yang menakutkan.