Jangan Ikut-ikutan Panic Buying, Begini Cara Kendalikan Emosi saat Berbelanja

Ilustrasi belanja
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Belakangan ini istilah panic buying sering terdengar, terutama ketika terjadi krisis ekonomi, bencana alam, atau wabah penyakit. Fenomena ini menggambarkan perilaku konsumen yang membeli barang secara berlebihan karena rasa takut kekurangan di masa depan. 

Emas vs Bitcoin, Mana Investasi yang Lebih Tahan Inflasi?

 

Sayangnya, kebiasaan ini justru sering memperparah situasi. Alih-alih memberi rasa aman, panic buying bisa memicu kelangkaan barang dan mendorong harga semakin tinggi.

Cuan dari AI! 7 Ide Bisnis dan Pekerjaan Sampingan Menggunakan Kecerdasan Buatan

 

Kebiasaan membeli sesuatu hanya karena melihat orang lain melakukannya juga berbahaya. Banyak konsumen akhirnya mengeluarkan uang di luar kemampuan finansial mereka, bahkan untuk barang yang sebenarnya tidak mendesak. 

5 Investasi Anti Inflasi, Pilihan Terbaik untuk Menjaga Nilai Uang Anda

 

Padahal, jika dilakukan dengan bijak, berbelanja tetap bisa memenuhi kebutuhan tanpa menimbulkan dampak buruk bagi perekonomian maupun dompet Anda sendiri.

 

Agar tidak ikut-ikutan panik, berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan:

 

1. Buat Daftar Belanja Sesuai Kebutuhan

 

Sebelum pergi ke supermarket atau belanja online, pastikan Anda sudah mencatat barang-barang yang benar-benar dibutuhkan. Dengan begitu, Anda bisa fokus membeli sesuai rencana dan menghindari godaan membeli barang berlebihan hanya karena khawatir kehabisan.

 

2. Batasi Anggaran Belanja

 

Tentukan anggaran yang realistis sesuai kondisi keuangan Anda. Membatasi pengeluaran bisa membantu Anda menahan diri dari pembelian impulsif yang biasanya terjadi saat orang lain panic buying.

 

3. Cari Informasi dari Sumber Resmi

 

Banyak panic buying terjadi karena tersebarnya rumor atau informasi yang tidak akurat. Pastikan Anda mengecek ketersediaan barang melalui sumber resmi, misalnya dari pernyataan pemerintah, perusahaan distribusi, atau ritel terpercaya.

 

4. Ingat Bahwa Pasokan Barang Terus Berjalan

 

Produsen dan pemerintah biasanya memiliki cadangan logistik untuk menjaga ketersediaan barang pokok. Mengetahui hal ini bisa membantu Anda lebih tenang dan tidak terburu-buru membeli berlebihan.

 

5. Fokus pada Barang yang Benar-Benar Esensial

 

Saat situasi darurat, tidak semua barang harus dibeli dalam jumlah banyak. Fokuslah pada kebutuhan pokok, seperti makanan, obat-obatan, atau perlengkapan rumah tangga yang memang diperlukan sehari-hari.

 

6. Latih Pola Pikir Rasional

 

Panic buying seringkali terjadi karena dominasi rasa takut dibanding logika. Cobalah untuk menenangkan diri, tarik napas dalam, dan tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar Anda perlukan sekarang atau bisa ditunda.

 

7. Berbelanja Secara Bertahap

 

Daripada menimbun barang dalam jumlah besar, lebih baik membeli sesuai kebutuhan mingguan. Cara ini membuat arus belanja lebih stabil dan membantu distribusi barang tetap merata bagi semua orang.

 

Fenomena panic buying memang sulit dihindari, terutama saat masyarakat sedang menghadapi ketidakpastian. Namun, dengan kesadaran individu untuk tetap tenang dan bijak dalam berbelanja, dampaknya bisa diminimalisir. 

 

Ingat, membeli barang secara berlebihan tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga bisa mengganggu kondisi finansial Anda sendiri.

 

Dengan menerapkan tips di atas, Anda bisa tetap aman, kebutuhan terpenuhi, dan tidak terjebak dalam spiral panic buying yang hanya merugikan banyak pihak.