7 Manajemen Risiko SPBU ala Pertamina: Strategi Jitu Lindungi Pekerja dan Pelanggan
Lifestyle – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) adalah salah satu fasilitas vital dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sekaligus menyimpan risiko tinggi. Untuk menghadapi risiko tersebut, manajemen risiko yang sistematis menjadi kunci.
Bahan bakar yang mudah terbakar, uap yang mudah meledak, hingga potensi tumpahan yang mencemari lingkungan, menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola SPBU. Risiko ini menuntut penerapan standar keselamatan yang kuat agar pekerja, pelanggan, dan lingkungan tetap terlindungi.
Tidak hanya soal kepatuhan terhadap regulasi, standar keselamatan turut membangun budaya keselamatan kerja yang menjadi kebiasaan di lapangan. Hal ini perlu diketahui bagi Anda yang berniat terjun ke dunia migas maupun hendak menjadi pengelola SPBU.
Berikut menajemen risiko yang dilakukan Peramina guna memperkuat keselamatan pekerja dan pelanggan di SPBU sehingga dapat beroperasi secara aman, andal, dan berkelanjutan.
1. Terapkan Sistem Manajemen Keselamatan Migas
Sistem Manajemen Keselamatan Migas (SMKM) adalah kerangka utama pengelolaan risiko di SPBU. Sistem ini memastikan setiap prosedur keselamatan dijalankan secara konsisten, mulai dari pengisian bahan bakar hingga penanganan tumpahan.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) menggelar SMKM SPBU secara daring pada Senin, 11 Agustus 2025. Ini sebagai langkah dari sistem manajemen perusahaan migas untuk mengendalikan risiko, memastikan kegiatan migas aman, andal, dan ramah lingkungan.