6 Kebiasaan Buruk Berinvestasi yang Wajib Dihindari untuk Sukses Finansial
- Freepik
Banyak investor terjebak dalam pola pikir mengejar keuntungan secara instan sehingga memilih pendekatan jangka pendek. Biasanya mereka hanya mengikuti tren atau spekulasi di pasar yang volatil. Meskipun pendekatan ini kadang menghasilkan keuntungan, resikonya sangat tinggi dan sering kali menyebabkan kerugian besar.
Investasi yang sukses membutuhkan kesabaran dan fokus pada tujuan jangka panjang. Diversifikasi portofolio dan memilih instrumen dengan pertumbuhan stabil, seperti reksadana indeks atau saham blue-chip, dapat membantu mengurangi risiko dan memberikan hasil lebih konsisten yang membantu dalam mewujudkan kekayaan sejati.
3. Tidak Melakukan Diversifikasi Portofolio
Mengalokasikan seluruh dana ke satu jenis aset atau sektor adalah kebiasaan buruk yang meningkatkan risiko kerugian. Misalnya, menempatkan semua modal pada saham perusahaan teknologi dapat merugikan jika sektor tersebut mengalami penurunan.
Diversifikasi, yaitu menyebar investasi ke berbagai aset seperti saham, obligasi, dan properti. Ini membantu menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan. Pastikan portofolio Anda mencakup campuran aset dengan tingkat risiko yang berbeda untuk melindungi keuangan Anda dari fluktuasi pasar yang tidak terduga.
4. Mengabaikan Biaya Administrasi
Banyak investor tidak memperhatikan biaya terkait investasi, seperti biaya transaksi, pajak, atau biaya pengelolaan reksadana. Meski kecil tetapi biaya-biaya tersebut dapat menggerus keuntungan secara signifikan dalam jangka panjang karena efek bunga majemuk.