Larangan-Larangan Aneh di 6 Pantai Indonesia, Mitos atau Etika Lokal?
- Wonderful Indonesia
Pantai Balekambang, yang sering dijuluki sebagai "Tanah Lot-nya Jawa", memiliki sebuah pura yang berdiri di atas batu karang besar bernama Pura Ismoyo. Keindahan panorama alam di sekitar pura sering menjadi objek foto wisatawan, namun terdapat larangan penting yang perlu diperhatikan: jangan naik ke pura jika bukan untuk sembahyang.
Larangan ini bukan sekadar aturan sosial, melainkan bagian dari etika keagamaan umat Hindu. Pura adalah tempat suci yang hanya boleh dimasuki oleh mereka yang telah melakukan penyucian diri atau berkepentingan ibadah. Wisatawan yang mengabaikan larangan ini dianggap tidak menghormati nilai spiritual setempat, dan dalam beberapa kasus, disebut dapat mengalami gangguan gaib.
3. Pantai Trikora (Bintan, Kepulauan Riau) – Larangan Mengambil Pasir atau Batu Karang
Di Pantai Trikora, Kepulauan Riau, wisatawan disarankan untuk tidak mengambil pasir atau batu karang sebagai oleh-oleh. Meski terlihat sepele, tindakan ini dipercaya membawa kesialan jika benda alam tersebut diambil tanpa izin. Masyarakat lokal menyebut bahwa pasir dan batu di pantai adalah bagian dari roh penjaga alam yang tidak boleh diganggu.
Larangan ini memiliki dimensi mistis yang kental, namun di sisi lain juga menyiratkan pesan konservasi lingkungan. Pengambilan material pantai secara sembarangan dapat merusak ekosistem pesisir, sehingga larangan ini juga berperan dalam menjaga keberlanjutan alam secara tidak langsung.
4. Pantai Wediombo (Gunungkidul, Yogyakarta) – Larangan Mengambil Ikan Sembarangan
Pantai Wediombo memiliki ekosistem laut yang kaya, terutama karena masih dijaga dengan nilai adat dan kepercayaan yang kuat. Salah satu larangan yang berlaku adalah tidak boleh mengambil ikan secara berlebihan atau sembarangan. Nelayan setempat percaya bahwa pelanggaran terhadap larangan ini dapat mengundang badai atau menyebabkan hasil laut menjadi buruk.