Wisata Budaya dan Pangan Lestari, Pesan Penting Sultan Sepuh XV dari Cirebon ke Dunia

Tari Daerah Cirebon
Sumber :
  • Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cirebon

LifestyleWisata budaya semakin menempati posisi penting dalam pariwisata Indonesia. Tidak hanya menawarkan pesona sejarah dan seni, namun juga memuat nilai kearifan lokal yang relevan dengan isu global, termasuk ketahanan pangan. Hal ini tampak dalam kiprah Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Luqman Zulkaedin SH MKn, yang hadir sebagai pembicara inti pada ajang The 2nd International Summit & Art Performance di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Acara internasional dengan tema “Loemboeng: Indigenous Resilience and Food Sovereignty in a Changing World” ini mempertemukan tokoh budaya, akademisi, hingga pegiat seni dari berbagai negara. Kehadiran Sultan Sepuh XV menegaskan peran Keraton Kasepuhan Cirebon sebagai pusat budaya yang tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga membawa pesan penting bagi dunia.

Dalam forum tersebut, Sultan menekankan keterkaitan erat antara budaya dan ketahanan pangan. Menurut beliau, "nilai-nilai budaya yang diwariskan leluhur Nusantara tidak hanya menyangkut identitas, tetapi juga berkaitan erat dengan pola hidup masyarakat yang mampu menjaga keberlanjutan sumber daya pangan." 

The 2nd International Summit & Art Performance

Photo :
  • Istimewa

Pandangan ini sejalan dengan konsep pariwisata berkelanjutan, di mana budaya tidak sekadar menjadi tontonan, melainkan pedoman hidup yang mengakar dalam praktik sehari-hari.

Lebih lanjut, Sultan menjelaskan, “Ketahanan pangan tidak hanya bicara soal produksi, tetapi juga bagaimana budaya membentuk cara pandang masyarakat terhadap alam dan sumber daya. Melalui seni dan tradisi, kita bisa menguatkan kesadaran akan pentingnya menjaga pangan bangsa.”

Kutipan ini menggambarkan betapa eratnya hubungan antara wisata budaya, tradisi lokal, dan pelestarian pangan sebagai fondasi masa depan bangsa.