Tahukah Kamu Berapa Jumlah Stupa di Candi Borobudur?
- Indonesia Kaya
Lifestyle – Candi Borobudur, sebuah mahakarya arsitektur Buddha yang megah di Magelang, Jawa Tengah, telah lama menjadi ikon budaya dan spiritualitas dunia. Monumen ini tidak hanya memukau dengan ukurannya yang kolosal dan reliefnya yang menawan, tetapi juga dengan ribuan patung Buddha dan stupa yang menghiasi setiap tingkatnya.
Namun, di antara semua keindahan yang tersaji, sebuah pertanyaan sederhana sering kali muncul: Tahukah Anda berapa jumlah stupa di Candi Borobudur?
Jawaban dari pertanyaan ini tidak sesederhana angka. Ia mengundang kita untuk menelusuri lebih dalam tentang struktur, filosofi, dan simbolisme yang terkandung dalam setiap stupa.
Secara keseluruhan, Candi Borobudur memiliki 72 stupa berongga dan satu stupa induk, sehingga totalnya menjadi 73 stupa. Angka ini bukan sekadar kebetulan, melainkan representasi dari perjalanan spiritual menuju pencerahan, sebuah konsep sentral dalam ajaran Buddha.
Struktur Bertingkat dan Simbolisme Stupa
Untuk memahami makna di balik jumlah stupa, kita perlu melihat arsitektur Borobudur secara keseluruhan. Candi ini dibangun dalam tiga tingkatan utama yang merepresentasikan tiga alam atau tiga ranah spiritual dalam kosmologi Buddha Mahayana, yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu. Stupa-stupa yang dimaksud, seluruhnya berada di tingkat Arupadhatu.
Kamadhatu (Alam Nafsu): Bagian terbawah candi yang melambangkan dunia manusia yang masih terikat pada nafsu dan hasrat. Bagian ini dulunya tertutup oleh tumpukan batu yang disebut "kaki tersembunyi" atau Karmawibhangga, yang kini sebagian sudah dibuka untuk memperlihatkan relief-reliefnya. Tidak ada stupa di area ini.
Rupadhatu (Alam Berwujud): Bagian tengah candi yang terdiri dari empat teras berdenah persegi. Di sini, ribuan relief kisah kehidupan Buddha dan patung Buddha bersemayam di dalam relung-relung. Alam ini melambangkan dunia di mana manusia telah meninggalkan hawa nafsu, namun masih terikat pada bentuk dan rupa. Teras-teras ini berfungsi sebagai jalan bagi para peziarah untuk melepaskan diri dari duniawi. Di area ini pun tidak ditemukan stupa.
Arupadhatu (Alam Tak Berwujud): Bagian teratas candi yang terdiri dari tiga teras melingkar dan satu stupa induk di puncaknya. Inilah tempat stupa-stupa bersemayam. Ketiga teras melingkar tersebut melambangkan alam di mana manusia telah mencapai pencerahan dan terbebas dari segala bentuk dan rupa.
Stupa Berlubang dan Stupa Induk
Secara rinci, 73 stupa tersebut terbagi sebagai berikut:
- 32 stupa berjejer di teras pertama (tingkat ke-7).
- 24 stupa di teras kedua (tingkat ke-8).
- 16 stupa di teras ketiga (tingkat ke-9).
- Satu stupa induk besar di puncak (tingkat ke-10).
Setiap stupa di teras melingkar memiliki bentuk berlubang dengan pola belah ketupat dan bujur sangkar, di mana di dalamnya terdapat patung Buddha yang sedang bermeditasi. Bentuk berongga ini memiliki makna mendalam: melambangkan kondisi batin yang kosong dari keinginan duniawi. Peziarah yang menaiki candi dapat melihat patung Buddha yang samar-samar di balik rongga-rongga tersebut, seolah-olah merefleksikan pencarian akan kesempurnaan batin yang tak terlihat.
Sementara itu, stupa induk yang berada di puncak adalah stupa terbesar dan tidak berlubang. Stupa ini menyimbolkan Nirwana, kondisi pencerahan tertinggi dan kebebasan mutlak dari lingkaran reinkarnasi. Bagian dalam stupa induk ditemukan kosong ketika pertama kali diteliti, yang memicu perdebatan di kalangan arkeolog.
Namun, mayoritas ahli meyakini bahwa kekosongan ini justru memiliki makna filosofis yang kuat, yaitu melambangkan Sunyata atau kekosongan, sebuah konsep fundamental dalam ajaran Mahayana yang merujuk pada realitas tertinggi yang tak dapat diungkapkan atau digambarkan oleh bentuk fisik.
Ragam Stupa Lainnya di Borobudur
Selain 73 stupa yang berada di tingkat Arupadhatu, penting untuk diketahui bahwa ada juga stupa-stupa kecil yang berfungsi sebagai ornamen atau hiasan pada pagar langkan di tingkat Rupadhatu.
Meskipun jumlahnya tidak masuk dalam hitungan utama 73 stupa yang merepresentasikan tingkatan spiritual, keberadaan stupa-stupa ornamen ini semakin memperkaya detail dan makna arsitektur Candi Borobudur secara keseluruhan.
Keberadaan stupa-stupa ini, dengan jumlah dan penempatannya yang presisi, menunjukkan kejeniusan arsiteknya, Gunadharma. Setiap detail, mulai dari jumlah, penempatan, hingga bentuknya, dirancang untuk menjadi panduan bagi peziarah yang ingin mencapai pencerahan.
Dengan menapaki setiap tingkatan dan melihat setiap stupa, peziarah tidak hanya sedang berjalan di atas batu, tetapi juga dalam sebuah perjalanan spiritual yang mendalam, dari dunia nafsu menuju kebebasan sejati.