Tradisi Ciuman Massal di Bali, Apa Tujuannya?
- Pixabay
Ini kontras dengan norma Indonesia yang konservatif, di mana PDA (public display of affection) tabu, membuat Omed-Omedan menjadi ruang aman untuk eksplorasi identitas muda.
Evolusi Omed-Omedan juga terlihat dalam adaptasinya terhadap zaman. Awalnya ritual elit kerajaan, kini menjadi milik kolektif banjar, dengan sekaa teruna teruni sebagai pelaku utama sejak 1990-an untuk memastikan kelestarian generasional.
Lagu pengantar seperti "Omed-Omedan, besik ngelutin, ne len ngedengin" yang dinyanyikan peserta, menggabungkan elemen ludruk (komedi rakyat) untuk menjaga semangat ringan. Di tengah isu lingkungan, siraman air kini menggunakan sumber daur ulang untuk mendukung Tri Hita Karana.
Dalam keragaman tradisi Bali, Omed-Omedan menonjol sebagai perpaduan antara sakral dan sekuler, mengajak kita merefleksikan bagaimana budaya bisa menjadi alat rekonsiliasi sosial.