Fun Fact: Orang Dayak Bikin Tato Buat Jadi 'Paspor Akhirat'

Ilustrasi suku Dayak
Sumber :
  • Pixabay

Makna Spiritual Tato sebagai 'Paspor Akhirat'

Bagi Suku Dayak, tato bukan hanya sekadar hiasan, melainkan memiliki dimensi religius yang kuat. Dalam kepercayaan mereka, tato berfungsi sebagai ‘obor’ atau penerang yang menuntun jiwa menuju alam keabadian setelah kematian. Masyarakat Dayak Iban, misalnya, mempercayai bahwa tato berwarna hitam di tubuh akan berubah menjadi warna emas setelah pemiliknya meninggal dunia, menjadi cahaya yang menerangi perjalanan spiritual mereka menuju surga. 

Semakin banyak dan rumit tato yang dimiliki seseorang, semakin terang pula ‘obor’ tersebut, menandakan pencapaian spiritual yang lebih tinggi. Keyakinan ini menjadikan tato sebagai simbol sakral yang tidak boleh dibuat sembarangan, karena prosesnya harus sesuai dengan aturan adat yang ketat.

Simbol Status Sosial dan Identitas

Selain makna spiritual, tato juga mencerminkan status sosial dalam masyarakat Dayak. Struktur sosial tradisional Dayak terbagi menjadi tiga tingkatan: hipi (bangsawan), panyin (rakyat biasa), dan divan (budak). 

Motif tato yang digunakan memiliki aturan ketat berdasarkan strata sosial ini. Misalnya, motif yang melambangkan dunia atas, seperti burung enggang atau naga, hanya boleh digunakan oleh kalangan bangsawan karena dianggap sebagai simbol kemuliaan dan hubungan dengan dunia spiritual. 

Sementara itu, rakyat biasa menggunakan motif dunia tengah, seperti tumbuhan atau hewan yang lebih sederhana, seperti bunga terung atau ketam (kepiting). Tato juga menjadi penanda prestasi individu, seperti keberanian atau keterampilan, sehingga menjadi bentuk pengakuan komunitas terhadap kontribusi seseorang.