Fakta Menarik Pulau Kemaro, Gak Pernah Banjir Padahal Ada di Tengah Sungai Musi
- Indonesia Kaya
Di samping pagoda, terdapat Klenteng Hok Tjing Bio, atau lebih dikenal sebagai Klenteng Kwan Im, yang berdiri sejak 1962. Klenteng ini menjadi pusat ibadah umat Buddha dan Tridharma, terutama saat perayaan Cap Go Meh, yang menarik ribuan pengunjung dari dalam dan luar negeri, termasuk dari Singapura, Hong Kong, dan Tiongkok.
Selain itu, Pulau Kemaro juga memiliki Pohon Cinta, yang dipercaya sebagai lambang cinta abadi Tan Bun An dan Siti Fatimah. Mitos setempat menyebutkan bahwa pasangan yang mengukir nama mereka di pohon ini akan memiliki cinta yang langgeng.
Namun, untuk melindungi pohon, pagar telah dipasang di sekitarnya. Pengunjung juga dapat menjelajahi Kampung Air, yang dibuka pada 2021, menampilkan budidaya ikan, sayuran hidroponik, dan bonsai. Galeri barang antik dari Sungai Musi, seperti yang dikelola oleh Musi Treasure Gallery, turut memperkaya pengalaman wisata dengan koleksi peninggalan sejarah.
Sejarah dan Peran Strategis
Selain legenda, Pulau Kemaro memiliki sejarah penting. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, pulau ini digunakan sebagai pos penjagaan, bahkan konon dikunjungi oleh Laksamana Cheng Ho untuk menumpas perompak.
Pada abad ke-19, selama Perang Palembang I dan II, Kesultanan Palembang Darussalam membangun Benteng Tambak Bayo di pulau ini sebagai pertahanan lapis pertama.
Lokasinya yang strategis dan tidak pernah tergenang menjadikannya benteng yang sulit ditembus, meskipun akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada 1821. Pada 1965–1967, pulau ini sempat digunakan sebagai kamp tahanan politik, menambah dimensi kelam dalam sejarahnya.