Alasan Wisatawan Harus Bawa Senter Saat Telusuri Gua Belanda di Bandung

Ilustrasi menjelajahi goa
Sumber :
  • AI Gemini

LifestyleGua Belanda di Bandung, Jawa Barat, merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang menawarkan pengalaman unik dengan nuansa horor yang kental. Terletak di kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Dago Pakar, gua buatan ini menjadi saksi bisu peristiwa kelam masa penjajahan Belanda. 

Dibangun pada tahun 1906, awalnya gua ini berfungsi sebagai terowongan untuk mendukung Pembangkit Listrik Tenaga Air dari Sungai Cikapundung. Namun, seiring waktu, fungsinya bergeser menjadi bunker militer, pusat komunikasi radio, dan bahkan tempat penyekapan.

Suasana gelap, lorong-lorong sempit, dan cerita mistis yang menyelimuti menjadikan Gua Belanda destinasi favorit bagi wisatawan yang menyukai petualangan berbau horor. Salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan saat berkunjung adalah membawa senter, dan artikel ini akan menguraikan alasan-alasan krusialnya.

Kondisi Gelap dan Lorong-Lorong yang Rumit

Gua Belanda memiliki panjang total sekitar 548 meter dengan 15 lorong yang saling terhubung, serta dua pintu masuk setinggi 3,2 meter. Struktur gua ini dibangun dengan teknik konstruksi canggih untuk masa itu, menggunakan batuan dari Gunung Krakatau. 

Namun, bagian dalam gua sangat gelap karena minimnya pencahayaan alami. Lorong-lorongnya yang bercabang dan sempit dapat membingungkan wisatawan tanpa penerangan yang memadai. Senter menjadi alat wajib untuk membantu navigasi, memastikan wisatawan dapat melihat jalur yang dilalui dan menghindari tersesat. 

Meskipun pengelola menyediakan penyewaan senter dengan harga sekitar Rp10.000, membawa senter pribadi memberikan kenyamanan lebih, terutama jika wisatawan ingin menjelajahi gua secara mendalam.