Perbedaan Penerbangan Pagi dan Malam, Mana yang Lebih Sering Delay?

Ilustrasi pesawat
Sumber :
  • Pixabay

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2015, keterlambatan penerbangan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

  1. Cuaca Ekstrem: Hujan lebat, kabut, badai, atau angin kencang sering mengganggu jadwal penerbangan, terutama pada sore hingga malam.
  2. Masalah Teknis: Kerusakan mesin, sistem navigasi, atau kebutuhan perawatan rutin dapat menyebabkan delay. Pemeriksaan teknis lebih sering dilakukan untuk penerbangan malam karena pesawat telah digunakan seharian.
  3. Kepadatan Lalu Lintas Udara: Bandara sibuk seperti Soekarno-Hatta atau Ngurah Rai sering mengalami antrean pesawat pada jam sibuk (11.00-16.00), yang berlanjut hingga malam.
  4. Keterlambatan Kru atau Penumpang: Keterlambatan kru atau penumpang yang terlambat check-in dapat memengaruhi jadwal, lebih sering terjadi pada penerbangan malam karena akumulasi jadwal.
  5. Faktor Eksternal: Demonstrasi, ancaman keamanan, atau pembatasan ruang udara juga dapat menyebabkan delay, meskipun ini tidak spesifik pada waktu tertentu.

Statistik dan Data Terkini

Data dari Biro Statistik Transportasi Amerika Serikat menunjukkan bahwa penerbangan pagi (06.00-08.00) memiliki tingkat ketepatan waktu (on-time performance/OTP) lebih tinggi dibandingkan penerbangan malam.

Di Indonesia, laporan dari situs mojok.co pada Agustus 2024 menyebutkan bahwa maskapai seperti Lion Air dan Super Air Jet memiliki OTP rendah (di bawah 76%), dengan delay lebih sering terjadi pada penerbangan malam atau rute sibuk seperti Indonesia Timur. 

Sementara itu, maskapai seperti Citilink memiliki reputasi lebih baik untuk ketepatan waktu, terutama pada penerbangan pagi. Penerbangan pagi juga cenderung minim turbulensi, karena perubahan suhu dan angin lebih stabil di pagi hari.

Tips Memilih Penerbangan untuk Minim Delay