Menemukan Venice di Banjarmasin hingga Swiss di Papua

venezia
Sumber :
  • Pixabay

Lifestyle –Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya, menawarkan destinasi wisata yang menyerupai keajaiban dunia, dari kanal-kanal ala Venesia di Banjarmasin hingga lanskap pegunungan bak Swiss di Lembah Baliem, Papua. Pada tahun 2025, kedua destinasi ini menjadi sorotan bagi wisatawan yang mencari pengalaman unik tanpa harus bepergian ke luar negeri. 

Banjarmasin, dikenal sebagai "Kota Seribu Sungai," menghadirkan pesona pasar apung dan kehidupan di atas air, sementara Lembah Baliem di Papua menawarkan keindahan alam pegunungan yang memukau. Artikel ini mengajak Anda menjelajahi dua destinasi luar biasa ini, lengkap dengan panduan perjalanan dan tips untuk pengalaman wisata yang optimal.

Banjarmasin: Venesia dari Kalimantan

Banjarmasin, ibu kota Kalimantan Selatan, sering dijuluki "Venesia dari Timur" karena jaringan sungai dan kanal yang membelah kota, menciptakan kehidupan masyarakat yang bergantung pada air. Banjarmasin memiliki lebih dari 100 sungai dan anak sungai, yang menjadi urat nadi transportasi dan perdagangan. Salah satu daya tarik utama adalah Pasar Apung Lok Baintan dan Pasar Apung Muara Kuin, yang beroperasi sejak subuh hingga pukul 09.00 WITA. Di pasar ini, wisatawan dapat menyaksikan pedagang menjajakan sayuran, buah-buahan, dan kuliner lokal dari perahu kayu tradisional yang disebut jukung.

Untuk menikmati pengalaman ala Venesia, wisatawan dapat menyewa klotok, perahu motor khas Banjarmasin, dengan harga sekitar Rp100.000-Rp200.000 per jam, tergantung pada rute dan durasi. Perjalanan menyusuri Sungai Martapura atau Sungai Barito memberikan pemandangan rumah-rumah apung dan jembatan kayu yang unik. Destinasi lain seperti Pulau Kembang, rumah bagi populasi monyet ekor panjang, dan Masjid Sultan Suriansyah, masjid tertua di Kalimantan Selatan, menambah kekayaan budaya perjalanan.

Akses ke Banjarmasin mudah melalui Bandara Internasional Syamsudin Noor, dengan penerbangan harian dari Jakarta, Surabaya, dan Bali melalui maskapai seperti Garuda Indonesia dan Citilink. Tiket pesawat rata-rata berkisar antara Rp800.000-Rp1.500.000 sekali jalan, menurut Traveloka. 

Akomodasi di Banjarmasin juga terjangkau, dengan hotel bintang tiga seperti Swiss-Belhotel Borneo mulai dari Rp500.000 per malam. Untuk pengalaman lokal, cobalah kuliner khas seperti soto Banjar atau ikan patin bakar dengan harga Rp20.000-Rp50.000 per porsi di warung tepi sungai.

Lembah Baliem: Swiss di Jantung Papua

Lembah Baliem

Photo :
  • Indonesia Kaya

Di ujung timur Indonesia, Lembah Baliem di Kabupaten Jayawijaya, Papua, menawarkan lanskap pegunungan yang sering dibandingkan dengan keindahan Alpen di Swiss. Terletak pada ketinggian 1.600-1.800 meter di atas permukaan laut, lembah ini dikelilingi oleh pegunungan hijau, sungai jernih, dan desa-desa tradisional suku Dani. 

Menurut National Geographic Indonesia, Lembah Baliem adalah salah satu destinasi wisata budaya dan alam terbaik di Papua, terkenal dengan Festival Lembah Baliem yang diadakan setiap Agustus, menampilkan tarian perang dan tradisi lokal.

Wisatawan dapat menjelajahi desa-desa seperti Wamena, ibu kota kabupaten, atau desa-desa kecil seperti Sumpaima dan Jiwika, yang menawarkan pengalaman budaya suku Dani, termasuk melihat mumi berusia ratusan tahun dan rumah tradisional honai. 

Aktivitas trekking di Lembah Baliem populer, dengan rute seperti ke Air Terjun Wosilimo atau Bukit Puncak Jika, yang menawarkan pemandangan pegunungan yang menyerupai lanskap Swiss. Biaya trekking berkisar antara Rp500.000-Rp1.000.000 per hari, termasuk pemandu lokal yang wajib disewa untuk menjaga keselamatan dan menghormati budaya setempat.

Akses ke Lembah Baliem dimulai dari Bandara Sentani di Jayapura, diikuti penerbangan lanjutan ke Bandara Wamena menggunakan maskapai seperti Trigana Air atau Wings Air. Tiket pesawat dari Jayapura ke Wamena rata-rata Rp700.000-Rp1.200.000 sekali jalan, menurut Traveloka. 

Akomodasi di Wamena relatif sederhana, dengan penginapan seperti Hotel Baliem Pilamo mulai dari Rp400.000 per malam. Makanan lokal seperti ubi bakar atau ayam kampung tersedia dengan harga Rp15.000-Rp30.000 per porsi di warung sekitar pasar Wamena.

Tips Perjalanan untuk Banjarmasin dan Lembah Baliem

Untuk memaksimalkan pengalaman wisata di kedua destinasi ini, pertimbangkan tips berikut:

  1. Waktu Terbaik Berkunjung: Banjarmasin ideal dikunjungi pada musim kemarau (April-Oktober) untuk menghindari banjir sungai. Lembah Baliem terbaik pada Agustus untuk Festival Lembah Baliem atau Maret-Juli untuk pemandangan hijau yang subur, seperti disebutkan dalam unggahan TikTok.
  2. Transportasi: Di Banjarmasin, gunakan klotok untuk menjelajahi sungai dan ojek online untuk mobilitas di kota. Di Lembah Baliem, sewa kendaraan roda empat atau motor dengan sopir lokal dari Wamena untuk menuju desa-desa terpencil.
  3. Akomodasi dan Pemesanan: Pesan penginapan melalui platform seperti Traveloka atau Booking.com jauh-jauh hari, terutama untuk Lembah Baliem yang memiliki opsi terbatas.
  4. Persiapan Budaya: Di Banjarmasin, hormati tradisi pasar apung dengan tidak mengganggu aktivitas pedagang. Di Lembah Baliem, ikuti panduan pemandu lokal untuk menghormati adat suku Dani, seperti meminta izin sebelum memotret.

Informasi Penting untuk Wisatawan

Banjarmasin:

Akses: Bandara Syamsudin Noor (penerbangan dari Jakarta, Surabaya, Bali)

Atraksi Utama: Pasar Apung Lok Baintan, Pulau Kembang, Masjid Sultan Suriansyah

Biaya Harian: Rp500.000-Rp1.000.000 (akomodasi, makanan, transportasi)

Lembah Baliem:

Akses: Bandara Sentani (Jayapura) ke Bandara Wamena

Atraksi Utama: Festival Lembah Baliem, desa tradisional Dani, trekking ke Air Terjun Wosilimo

Biaya Harian: Rp700.000-Rp1.500.000 (termasuk pemandu dan transportasi lokal)

Mengunjungi Banjarmasin dan Lembah Baliem menawarkan pengalaman wisata yang kontras namun sama-sama memukau, dari kehidupan sungai yang dinamis hingga keindahan pegunungan yang tenang, semuanya dalam pesona Indonesia.