Kondisi Terkini Desa Buah Nabar Sibolangit, Lokasi Kecelakaan Tragis Garuda Tahun 1997
- Pixabay
Lifestyle –Desa Buah Nabar, sebuah desa kecil di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, menyimpan memori kelam dari tragedi penerbangan Garuda Indonesia 152 pada 26 September 1997. Kecelakaan yang menewaskan 234 penumpang dan awak ini terjadi di lereng bukit berhutan di desa ini, menjadikannya salah satu peristiwa paling tragis dalam sejarah penerbangan Indonesia.
Kini, hampir tiga dekade berlalu, Desa Buah Nabar tetap menjadi titik refleksi sejarah sekaligus destinasi potensial bagi wisatawan yang tertarik pada wisata sejarah dan alam. Artikel wisata ini mengulas kondisi terkini desa tersebut, tantangan akses, kehidupan masyarakat lokal, dan daya tariknya sebagai situs wisata memori yang sarat makna.
Latar Belakang Tragedi Garuda 152
Penerbangan Garuda Indonesia 152, yang dioperasikan oleh Airbus A300-B4 (PK-GAI), berangkat dari Jakarta menuju Medan pada pagi hari 26 September 1997. Pesawat ini membawa 222 penumpang dan 12 awak. Saat mendekati Bandara Polonia, Medan, pesawat menghadapi kabut asap tebal akibat kebakaran hutan yang melanda Sumatera.
Sekitar pukul 13:13 waktu setempat, pesawat menabrak lereng bukit di Desa Buah Nabar, hanya 32 kilometer dari bandara tujuan. Penyebab utama kecelakaan, menurut laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), adalah controlled flight into terrain (CFIT), dipicu oleh kombinasi kabut asap yang mengurangi jarak pandang, miskomunikasi antara pilot dan pengatur lalu lintas udara, serta kemungkinan kesalahan navigasi.
Kondisi Terkini Desa Buah Nabar
Pada tahun 2025, Desa Buah Nabar tetap mempertahankan karakter pedesaannya yang asri, dikelilingi oleh lanskap pegunungan dan hutan tropis. Lokasi kecelakaan, yang berada di lereng bukit pada ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut, kini telah ditumbuhi vegetasi alami.