Menelusuri Jejak Wisata Alam dan Budaya di Pedesaan Yogyakarta

Ilustrasi sawah
Sumber :
  • Pexels

Film karya sutradara Yahdi Jamhur, memang bukan sekadar tontonan, melainkan juga jendela untuk melihat lebih dekat realitas kehidupan para petani dan lanskap alam yang menjadi sandaran hidup mereka. Syuting film ini dilakukan sepenuhnya di sebuah desa di Yogyakarta yang hingga kini tetap mempertahankan karakter agraris dan keasrian lingkungan alaminya.

Menyusuri Jejak Film Lewat Wisata Edukatif

Tak hanya menghadirkan visual yang memesona, film ini juga memperkenalkan metode pertanian alami yang dapat ditemui langsung oleh wisatawan di desa tempat pengambilan gambar. Metode ini, dikenal sebagai Metode Tani Nusantara, merupakan pendekatan bertani yang ramah lingkungan, murah biaya, dan telah berhasil diimplementasikan oleh para petani muda di daerah Nusa Tenggara Timur.

Kini, pendekatan tersebut mulai diperkenalkan kepada wisatawan sebagai bagian dari wisata edukatif yang berkelanjutan. Beberapa kegiatan wisata unggulan yang ditawarkan meliputi workshop pembuatan pupuk organik, kunjungan ke ladang pertanian alami, serta dialog langsung dengan petani setempat yang terlibat dalam pengembangan desa berbasis ekowisata.

Budaya Agraris dan Tradisi yang Tetap Hidup

Keindahan desa yang menjadi lokasi syuting juga diperkuat dengan kekayaan budaya lokal yang tetap lestari. Kegiatan seperti kenduri, pertunjukan wayang kulit, dan tradisi turun-temurun seperti wiwitan (upacara menjelang panen) masih kerap digelar dan dapat disaksikan oleh wisatawan sesuai musimnya. Hal ini memberikan nilai tambah tersendiri bagi mereka yang ingin memahami kehidupan Jawa dari akar budayanya, bukan hanya dari sisi simbolik.

Jembatan Pariwisata dan Kesadaran Sosial