Saksi Bisu Tsunami Palu, Bangunan Tersisa yang Kini Jadi Sasaran Wisatawan

Masjid Arqam Baburahman
Sumber :
  • Instagram/musafir66

Lifestyle –Di pesisir Teluk Palu, Sulawesi Tengah, berdiri kokoh sebuah bangunan yang menjadi saksi bisu salah satu bencana alam paling dahsyat di Indonesia yaitu gempa bumi dan tsunami Palu pada 28 September 2018. Masjid Terapung, atau dikenal juga sebagai Masjid Arqam Baburahman, adalah ikon kota yang selamat dari gelombang tsunami setinggi 4-7 meter yang menghantam wilayah ini. 

Kini, bangunan bersejarah ini telah bertransformasi menjadi destinasi wisata religi yang menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan keindahan arsitektur yang menyatu dengan panorama Teluk Palu, serta nilai historis yang mendalam, Masjid Terapung menawarkan pengalaman wisata yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyentuh hati.

Sejarah Masjid Terapung: Monumen Kenangan Bencana

Masjid Terapung terletak di Jalan Cumi-cumi, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, tepat di bibir pantai Teluk Palu. Dibangun pada 19 Januari 2011 dan selesai setahun kemudian, masjid ini didirikan oleh pengusaha lokal, Muhammad Hasan Bajamal, untuk mengenang ulama besar Sulawesi Tengah, Dato Karama atau Abdullah Raqy. Desainnya yang unik, dengan kubah hijau dan struktur yang seolah mengapung di atas air, menjadikannya salah satu landmark kota sebelum bencana melanda.

Pada 28 September 2018, gempa berkekuatan 7,4-7,7 skala Richter mengguncang Palu, diikuti tsunami dan fenomena likuefaksi yang menghancurkan banyak bangunan. Meski mengalami kerusakan, Masjid Terapung tetap berdiri, menjadi salah satu dari sedikit struktur yang bertahan. 

Banyak warga setempat percaya bahwa ketahanan bangunan ini adalah simbol kekuatan spiritual. Kini, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga monumen yang mengingatkan akan ribuan korban jiwa yang hilang dalam tragedi tersebut.

Transformasi Menjadi Destinasi Wisata Religi

Pemerintah Kota Palu melihat potensi Masjid Terapung sebagai destinasi wisata religi yang dapat mendukung pemulihan ekonomi pasca-bencana. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Palu, Farid R Yotolembah, pada 2021, rencana pengembangan kawasan ini mencakup pelestarian bangunan asli sebagai monumen sejarah, sekaligus pembangunan infrastruktur pendukung wisata. Taman ruang terbuka hijau, jalur pedestrian, dan area untuk pedagang kreatif dirancang untuk mempercantik kawasan tanpa menghilangkan jejak sejarahnya.

Wisatawan yang berkunjung dapat menikmati suasana tenang di sekitar masjid, dengan pemandangan Teluk Palu yang memesona, terutama saat senja. Banyak pengunjung, seperti Salma, seorang wisatawan lokal, mengungkapkan bahwa tempat ini memberikan kedamaian sekaligus pengingat akan kekuatan alam. “Saya mendukung jika Masjid Terapung jadi wisata religi, tapi biarkan tetap apa adanya agar kenangan bencana tidak hilang,” ujarnya dalam wawancara dengan media lokal pada 2021.

Daya Tarik dan Aktivitas Wisata

Masjid Terapung menawarkan berbagai aktivitas yang cocok untuk wisatawan dari segala usia. Selain beribadah atau berdoa, pengunjung dapat berjalan-jalan di tanggul Silabeta yang berdekatan, tempat favorit warga untuk bersantai di sore hari. Kawasan ini juga menjadi spot fotografi yang populer, dengan latar belakang masjid dan laut yang menyatu harmonis. 

Pemerintah setempat berencana menambahkan museum kecil di sekitar masjid untuk mendokumentasikan peristiwa tsunami, memberikan edukasi kepada wisatawan tentang mitigasi bencana.

Bagi yang ingin menjelajahi lebih jauh, Teluk Palu menawarkan aktivitas seperti perjalanan perahu untuk menikmati panorama pesisir. Wisatawan juga dapat mengunjungi situs-situs lain di Palu, seperti Jembatan Palu IV yang ikonis, yang kini telah direkonstruksi pasca-kerusakan akibat gempa.

Informasi Praktis untuk Wisatawan

Masjid Terapung dapat diakses dengan mudah dari pusat Kota Palu, berjarak sekitar 10 menit berkendara. Tidak ada tiket masuk untuk memasuki masjid, tetapi pengunjung diharapkan menjaga kesopanan, terutama saat waktu salat. 

Fasilitas seperti tempat parkir dan toilet tersedia, meski masih dalam tahap pengembangan. Wisatawan disarankan mengunjungi pada pagi atau sore hari untuk menghindari panas dan menikmati pemandangan matahari terbenam.

Untuk akomodasi, Palu memiliki berbagai pilihan hotel, dari budget hingga kelas atas, seperti Hotel Santika dan Swiss-Belhotel. Kuliner lokal, seperti ikan bakar dan milu siram, juga wajib dicoba di restoran-restoran sekitar Teluk Palu. Pastikan untuk memeriksa prakiraan cuaca sebelum berkunjung, mengingat Palu memiliki musim hujan yang cukup signifikan.

Makna Mendalam di Balik Kunjungan

Mengunjungi Masjid Terapung bukan sekadar perjalanan wisata, tetapi juga refleksi akan ketangguhan masyarakat Palu pasca-bencana. Bangunan ini mengajarkan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam, sekaligus menjadi simbol harapan dan pemulihan. Dengan rencana pengembangan yang terus berjalan, Masjid Terapung diharapkan menjadi destinasi yang semakin menarik, menggabungkan nilai spiritual, sejarah, dan keindahan alam dalam satu pengalaman tak terlupakan.