Bukannya Gak Punya Sandal, Inilah Penyebab Suku Baduy Dalam Selalu Berjalan Tanpa Alas Kaki
- Wonderful Indonesia
Lifestyle –Suku Baduy Dalam, yang bermukim di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, dikenal sebagai komunitas adat yang mempertahankan tradisi leluhur dengan ketat. Salah satu keunikan yang menarik perhatian wisatawan adalah kebiasaan mereka berjalan tanpa alas kaki, bahkan saat menempuh perjalanan puluhan kilometer melintasi medan pegunungan yang terjal.
Kebiasaan ini sering disalahartikan sebagai keterbatasan ekonomi, padahal di baliknya tersimpan nilai budaya, filosofi mendalam, dan kearifan lokal yang erat kaitannya dengan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Artikel ini mengupas penyebab Suku Baduy Dalam memilih berjalan tanpa alas kaki, disertai dengan elemen mistis, misteri, dan mitos yang menjadikan kawasan ini destinasi wisata horor yang memikat. Dengan tradisi seperti Seba dan kepercayaan Sunda Wiwitan, Baduy Dalam menawarkan pengalaman wisata budaya yang autentik sekaligus penuh aura gaib.
Latar Belakang Suku Baduy Dalam
Suku Baduy, atau dikenal sebagai Urang Kanekes, terbagi menjadi dua kelompok: Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam tinggal di wilayah terisolasi di tiga kampung utama, yaitu Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik, yang terletak di kaki Pegunungan Kendeng. Mereka menjalani kehidupan tanpa teknologi modern, seperti listrik, kendaraan bermotor, atau peralatan elektronik, sebagai bentuk kepatuhan terhadap adat leluhur.
Baduy Dalam menganut ajaran Sunda Wiwitan, yang berfokus pada penghormatan terhadap arwah leluhur dan kekuatan alam. Kepercayaan ini memengaruhi setiap aspek kehidupan mereka, termasuk larangan menggunakan alas kaki. Arca Domas, situs keramat yang diyakini sebagai pusat penciptaan bumi, menjadi salah satu simbol misteri dan mistis dalam budaya mereka.