11 Tips dan Trik Kirim Lamaran di LinkedIn Biar Recruiter Ngelirik
- WSI
Lifestyle –Banyak pencari kerja berpikir cukup klik tombol Easy Apply di LinkedIn, lalu duduk manis menunggu panggilan interview. Sayangnya, di balik layar, recruiter menggunakan filter ketat untuk menyaring ratusan lamaran. Hasilnya, profil dan CV kamu bisa saja tenggelam di antara pelamar lain bahkan sebelum sempat dibaca manusia.
Menurut, pendiri platform strategi karier Cultivated Culture, Austin Belcak, kunci agar lamaran ‘kenotice’ bukan hanya soal mengirim lebih banyak, tapi mengirim yang lebih tepat sasaran.
“Kombinasi profil kuat, kata kunci tepat, dan outreach yang personal adalah senjata utama untuk memenangkan perhatian recruiter,” kata dia.
Berikut ini 11 Trik Kirim Lamaran Biar Recruiter Ngelirik
1. Pahami LinkedIn sebagai Mesin Pencarian Talenta
Recruiter mencari kandidat lewat keyword, filter lokasi, dan skills tertentu. Kalau profil kamu tidak selaras dengan kata kunci yang mereka pakai, kemungkinan besar kamu tidak akan muncul di hasil pencarian.
Tips Austin: Selaraskan headline, summary, dan skills dengan istilah yang dipakai di deskripsi lowongan. Ini yang ia sebut sebagai keyword-market fit.
2. Optimasi Profil 360° Sebelum Apply
Profil adalah “etalase” kamu. Pastikan setiap elemen mendukung branding profesional.
- Foto & Banner: pilih yang profesional dan relevan industri.
- Headline: format “Peran | Hard Skill utama | Dampak/Industri”.
- About: 3–5 paragraf tentang keahlian, nilai unik, dan bukti hasil.
- Experience: deskripsi berbasis angka dan pencapaian.
- Skills & Endorsements: 15–25 skill yang sesuai target pekerjaan.
- Featured: portofolio, artikel, atau proyek terbaik.
Austin menyarankan setiap pencapaian diuraikan dalam bentuk quantified achievements seperti “meningkatkan konversi penjualan 37%”.
3. Strategi Kata Kunci untuk Muncul di Pencarian
Cari kata kunci langsung dari deskripsi pekerjaan, lalu masukkan di:
- Headline
- About
- Experience
- Skills
- Projects
Austin menyarankan membuat keyword cluster untuk tiap target peran. Misalnya, untuk Data Analyst: SQL, Tableau, Excel, ETL, A/B testing, dan sebagainya.
4. CV yang Lolos ATS dan Tetap Manusiawi
Banyak lamaran gugur karena CV tidak terbaca sistem ATS.
- Gunakan format sederhana (tanpa tabel/foto).
- Sesuaikan keyword dengan lowongan.
- Gunakan bullet “aksi + alat + hasil” (impact bullets).
Menurut Austin, setiap posisi butuh tailored resume, bukan satu CV untuk semua.
5. Kirim Lamaran yang Dipersonalisasi
Jangan asal klik Easy Apply. Jika ada kolom cover letter atau pesan singkat, isi dengan alasan spesifik kenapa kamu cocok.
- Sertakan link portofolio atau proyek relevan.
- Terapkan metode Value Validation Project (VVP) ala Austin, buat mini-proyek 1–2 halaman yang memberi solusi nyata untuk perusahaan target.
6. Tingkatkan Kredibilitas lewat Aktivitas Publik
LinkedIn bukan cuma tempat apply, tapi juga membangun reputasi.
- Beri komentar bernilai di posting orang lain.
- Posting 1–2 kali seminggu tentang insight, studi kasus, atau tips bidangmu.
Austin menyebut ini sebagai social proof flywheel, semakin aktif dan relevan kontenmu, semakin besar peluang profilmu dilihat recruiter.
7. Outreach ke Recruiter & Hiring Manager
Sebelum atau sesudah apply, kirim koneksi atau pesan singkat:
- Sertakan alasan relevan + value yang kamu bawa.
- Setelah apply, tunggu 5–7 hari untuk follow-up singkat.
Austin menekankan agar hindari template massal. Gunakan struktur Problem, Proposed Solution dan Proof untuk DM yang lebih meyakinkan.
8. Manfaatkan Fitur LinkedIn yang Sering Terlewat
- Open to Work: atur visibilitas sesuai kebutuhan.
- Job Alerts: agar jadi pelamar awal.
- Skills Assessments & Certifications: tambah kredibilitas.
- Referrals: minta rujukan dari alumni atau koneksi kedua.
Austin menyebut pelamar awal + referral internal sebagai kombinasi paling ampuh untuk meningkatkan response rate.
9. Timing dan Ritme Apply
Lowongan biasanya ramai di 72 jam pertama. Targetkan 3–5 lamaran terpersonalisasi per hari. Austin mengingatkan kualitas > kuantitas. Gunakan template dasar lalu sesuaikan 20–30% sesuai tiap peran.
10. Hindari Kesalahan Umum
- Headline generik (“Actively seeking opportunities”).
- CV tanpa angka hasil.
- DM panjang dan meminta pekerjaan langsung.
Austin menegaskan, jangan minta kerja tawarkan solusi yang relevan.
11. Checklist Singkat Sebelum Apply
- Profil rapi dan lengkap.
- CV sesuai lowongan.
- Keyword sudah tepat.
- Portofolio siap.
- Pesan singkat personal.
- Jadwal follow-up.
Game Plan 14 Hari ala Austin Belcak
- Hari 1–3: Optimasi profil + keyword cluster.
- Hari 4–7: Siapkan 2–3 VVP + posting portofolio.
- Hari 8–14: Apply personal 3–5/hari + outreach + follow-up.