Tips Cerdas Atur Uang Pesangon, Mana yang Lebih Dulu Lunasi Utang, Nabung, atau Mulai Usaha?
- Freepik
Lifestyle –Bagi banyak orang, uang pesangon adalah ‘napas tambahan’ di tengah situasi sulit, seperti setelah terkena PHK. Tapi di balik rasa lega saat dana itu cair, muncul dilema besar apakah sebaiknya dipakai untuk melunasi cicilan, disimpan sebagai tabungan, atau dijadikan modal usaha?
Keputusan ini sangat menentukan keamanan finansial di bulan-bulan berikutnya. Salah langkah bisa membuat uang pesangon habis lebih cepat dari yang dibayangkan, apalagi jika belum mendapat penghasilan baru.
Memahami Tujuan & Situasi Finansial
Sebelum memutuskan, langkah pertama adalah mengevaluasi kondisi keuangan pribadi.
- Kebutuhan jangka pendek: biaya hidup bulanan, cicilan yang jatuh tempo, dan pengeluaran rutin lain.
- Kebutuhan jangka menengah: estimasi berapa lama mencari pekerjaan baru atau mempersiapkan usaha.
- Prioritas pribadi: apakah ingin bebas dari utang, punya dana cadangan, atau mulai berbisnis sesegera mungkin.
Kesalahan umum yang sering terjadi adalah langsung mengalokasikan dana ke satu tujuan saja tanpa mempertimbangkan cadangan darurat. Padahal, di tengah ketidakpastian, likuiditas adalah kunci bertahan hidup.
CPA Deborah Smith Pegues, penulis Financial Survival in Uncertain Times, memberikan panduan penting saat menerima pesangon yakni menjaga Cadangan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup utama.
“Meski bunga yang harus dibayar akan semakin besar jika utang dibiarkan lebih lama, rencana jangka pendek yang paling penting adalah menjaga cadangan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup utama. Kecuali pesangon Anda jumlahnya besar setara enam hingga dua belas bulan biaya hidup dan permintaan terhadap keahlian Anda di pasar kerja cukup tinggi, maka menyimpan cadangan dana yang aman adalah pilihan terbaik,” kata dia dikutip dari laman Ivestopedia
Artinya, walaupun melunasi utang akan mengurangi beban bunga, memiliki dana cadangan yang cukup untuk biaya hidup jauh lebih penting terutama jika belum ada kepastian pekerjaan baru.
Lunasi Cicilan: Bijak atau Terburu-buru?
Melunasi utang berbunga tinggi, seperti kartu kredit, memang memberi efek psikologis positif dan mengurangi beban keuangan bulanan. Namun, ada risikonya jika semua pesangon dihabiskan untuk utang, bisa saja Anda kehabisan uang tunai untuk kebutuhan pokok.
Strategi yang bisa dipertimbangkan:
- Bayar minimum untuk utang berbunga rendah sambil menjaga dana darurat tetap aman.
- Fokus melunasi utang berbunga tinggi lebih dulu, menggunakan metode avalanche (prioritaskan bunga terbesar) atau snowball (prioritaskan nominal terkecil untuk memotivasi).
Dengan cara ini, Anda tetap mengurangi beban bunga, tapi tidak kehilangan fleksibilitas keuangan.
Menabung & Menjaga Likuiditas
Prinsip cash is king semakin relevan di masa krisis. Menurut pakar keuangan, dana darurat ideal adalah 3–6 bulan biaya hidup. Namun, dalam situasi sulit seperti pasca-PHK, targetnya sebaiknya dinaikkan menjadi 6–12 bulan, bahkan 18 bulan jika pekerjaan baru sulit ditemukan.
Pilihan penyimpanan dana:
- Tabungan high-yield (suku bunga lebih tinggi dari tabungan biasa).
- Deposito jangka pendek (1–3 bulan) yang bisa diperpanjang.
- Reksa dana pasar uang bagi yang nyaman dengan risiko sangat rendah.
Dengan dana darurat yang kuat, Anda bisa mengambil keputusan lain (bayar utang atau memulai usaha) tanpa rasa panik.
Memulai Usaha: Peluang vs Risiko
Banyak orang tergoda untuk memulai usaha dengan pesangon, berharap bisa menghasilkan pemasukan cepat. Namun, risikonya besar jika semua modal dikeluarkan tanpa cadangan.
Faktor yang harus diperhitungkan:
- Riset pasar – Apakah produk/jasa Anda punya permintaan nyata?
- Modal kerja – Apakah cukup untuk bertahan minimal 6 bulan tanpa balik modal?
- Biaya hidup – Apakah masih ada dana untuk kebutuhan pribadi selama usaha berjalan?
Jika tetap ingin memulai usaha, saran terbaik adalah mulai kecil (start small). Uji pasar dengan modal terbatas, sambil mempertahankan sebagian besar pesangon sebagai cadangan.
Strategi Kombinasi: Jalan Tengah yang Aman
Tidak ada satu formula pasti yang cocok untuk semua orang. Namun, kombinasi berikut bisa menjadi titik awal:
- 50% untuk dana darurat (likuid, aman, mudah diakses).
- 30% untuk pelunasan utang, mulai dari bunga tertinggi.
- 20% untuk riset atau modal usaha kecil, bukan langsung untuk investasi besar.
Contoh: Jika pesangon Anda Rp100 juta, alokasinya bisa Rp50 juta untuk tabungan darurat, Rp30 juta untuk membayar cicilan, dan Rp20 juta untuk mencoba usaha kecil seperti online shop atau jasa rumahan.