Tips Jaga Paru-Paru Tetap Sehat di Tengah Ancaman CRD, Coba Latihan Pernapasan Sederhana Ini di Rumah

Ilustrasi yoga
Sumber :
  • Pexels

Lifestyle –Aktivitas sederhana seperti naik tangga atau berjalan kaki seharusnya tidak menjadi hal yang melelahkan. Namun, bagi jutaan orang yang hidup dengan penyakit pernapasan kronis (Chronic Respiratory Diseases/CRD), hal ini bisa menjadi perjuangan harian. Penyakit seperti asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) masih menjadi tantangan kesehatan utama di banyak negara, termasuk Indonesia.

Data global menunjukkan bahwa pada tahun 2021, hampir 470 juta orang di dunia hidup dengan CRD, dengan 4,5 juta kematian tercatat setiap tahunnya. Di kawasan Asia saja, lebih dari 65 juta orang terdampak, termasuk di Indonesia, yang mencatat prevalensi CRD sebesar 4,19% pada 2021.

Meski ancaman penyakit ini nyata, masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya menjaga kesehatan paru-paru sejak dini. Salah satu langkah sederhana yang bisa dilakukan di rumah adalah melalui latihan pernapasan teratur.

Latihan pernapasan tidak hanya penting bagi pasien asma atau PPOK, tetapi juga bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memperkuat fungsi paru-paru, terutama mereka yang hidup di kota dengan polusi tinggi atau memiliki kebiasaan merokok.

CRD bukan hanya isu medis, tetapi juga membawa dampak besar secara sosial dan ekonomi. Di Indonesia, PPOK bahkan diperkirakan menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari Rp1.499 triliun dalam periode 2020–2050. Penurunan produktivitas akibat gangguan napas ringan hingga berat dapat menurunkan output ekonomi nasional hingga belasan persen.

Sayangnya, akses terhadap layanan kesehatan paru masih belum merata. Tes fungsi paru seperti spirometri masih belum banyak tersedia di layanan primer, dan hanya 37% program pengelolaan penyakit kronis yang berjalan efektif di Indonesia.

Berikut ini beberapa jenis latihan pernapasan sederhana yang bisa dilakukan secara rutin:

1. Pursed Lip Breathing

Membantu memperlambat pernapasan dan menjaga saluran napas tetap terbuka. Caranya, tarik napas pelan lewat hidung, lalu hembuskan perlahan lewat mulut dengan bibir mengerucut, seperti meniup lilin.

2. Diaphragmatic Breathing

Melatih pernapasan dalam yang melibatkan otot diafragma. Letakkan tangan di perut dan dada, lalu tarik napas perlahan lewat hidung sambil membiarkan perut mengembang. Buang napas perlahan lewat mulut.

3. Breath Holding

Menahan napas selama beberapa detik setelah menarik napas dalam bisa meningkatkan efisiensi paru-paru. Lakukan secara bertahap sesuai kemampuan.

4. Huff Coughing

Teknik batuk ringan yang membantu mengeluarkan lendir tanpa menyakiti saluran napas. Tarik napas dalam, lalu buang napas dengan suara “ha, ha, ha” pendek.

5. Latihan dengan Spirometer Portabel

Alat bantu pernapasan ini bisa membantu pasien PPOK atau asma untuk melatih kekuatan paru secara terstruktur. Latihan ini bisa dilakukan pagi atau malam hari, dan bisa dikombinasikan dengan aktivitas ringan seperti berjalan kaki, yoga, atau senam pernapasan.

Di tengah tantangan besar penyakit pernapasan kronis, AstraZeneca menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong solusi jangka panjang di sektor kesehatan, termasuk di Indonesia. Pada forum kebijakan Lung Health for Life yang digelar Desember 2024 lalu, AstraZeneca bersama para pakar medis menyoroti pentingnya peningkatan akses diagnosis, kualitas layanan, serta dampak perubahan iklim terhadap kesehatan paru.

Sebagai bagian dari strategi kesehatan pernapasan global, AstraZeneca aktif mendukung adopsi pedoman Global Initiative for Asthma (GINA) 2025, termasuk edukasi terkait pengobatan yang lebih aman dan efektif, seperti terapi inhalasi antiinflamasi yang kini direkomendasikan menggantikan SABA tunggal.

Selain mendukung kebijakan, perusahaan ini juga meluncurkan dua platform edukasi digital: nafaslega.id dan stopketergantungan.id, yang menyediakan informasi terpercaya tentang asma, PPOK, dan pentingnya penggunaan obat inhalasi yang tepat.