5 Tanaman Tahan Abrasi untuk Melindungi Pesisir dari Ancaman Ombak Laut, Dari Mangrove hingga Nipah

Pantai Ngurbloat di Maluku
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

Lifestyle – Abrasi atau erosi pantai menjadi ancaman serius bagi daerah pesisir di mana garis pantai rawan mengalami kerusakan akibat kenaikan air laut dan gelombang tinggi. Tanaman tahan abrasi seperti mangrove dan kelapa memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas pesisir, melindungi ekosistem laut, dan mendukung kehidupan masyarakat pesisir. 

Selain mencegah erosi, tanaman ini memperkaya ekosistem, menyediakan habitat bagi biota laut, dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Dengan memilih tanaman yang sesuai untuk kondisi pesisir Indonesia, masyarakat dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan secara alami. Berikut lima tanaman tahan abrasi yang efektif melindungi pesisir sekaligus memberikan manfaat bagi ekosistem dan keberlanjutan pesisir Indonesia di 2025.

1. Kelapa

Pohon kelapa (Cocos nucifera) memiliki akar serabut yang kokoh sehingga dapat menahan abrasi di pantai berpasir dan melindungi tanah dari gelombang tinggi, terutama di wilayah tropis. Tanaman ini juga mengurangi penguapan air tanah dan mendukung ekowisata pesisir melalui keindahan lanskapnya. Selain itu, buahnya menjadi sumber daya ekonomi bagi masyarakat lokal. 

2. Pandan Laut

Pandan laut (Pandanus tectorius) memiliki akar kokoh yang menstabilkan tanah pantai dan tahan terhadap angin kencang serta air asin, menjadikannya pelindung ideal untuk pesisir Jawa Timur. Tanaman ini membantu mencegah erosi dan menyediakan habitat bagi burung pantai. Daunnya juga dimanfaatkan untuk kerajinan tradisional, mendukung ekonomi lokal. 

3. Mangrove

Ilustrasi Menanam Tanaman Tahan Abrasi di Daerah Pesisir Pantai

Photo :
  • Istimewa

Mangrove, seperti Rhizophora dan Avicennia, memiliki akar kuat yang menahan gelombang laut, mencegah erosi pantai, dan menstabilkan garis pantai. Tanaman ini paling umum dimanfaatkan untuk menahan abrasi di daerah pesisir pantai.  

PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui Integrated Terminal (IT) Jakarta mengadakan Environmental Workshop & Mangrove Planting bertajuk Protect Mangroves, Protect Life, Protect the Future bersama Kelurahan Pulau Untung Jawa dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta pada Senin, 27 Juli 2025. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia.

Aksi penanaman pohon mangrove dilakukan bersama masyarakat di pesisir Pulau Untung Jawa dan Suaka Margasatwa Pulau Rambut. Inisiatif ini menjadi bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) unggulan Pertamina Patra Niaga JBB IT Jakarta, yang diharapkan dapat memberikan dampak pemulihan ekosistem secara berkelanjutan sekaligus menciptakan habitat ideal bagi jutaan spesies biota laut serta burung air.

Kepala Resort Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Dede Dicky Permadi, menyampaikan apresiasinya atas sinergi yang terjalin. Ia mengatakan kegiatan ini merupakan wujud nyata kolaborasi antara Pertamina Patra Niaga JBB dan BKSDA DKI Jakarta dalam menjaga keanekaragaman hayati, khususnya di kawasan Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa.

Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga RJBB Susanto August Satria menegaskan bahwa kegiatan mencerminkan komitmen kuat Pertamina dalam mendukung pelestarian lingkungan. Sejalan dengan agenda dekarbonisasi Pertamina dan Sustainable Development Goals (SDGs), kegiatan ini menjadi bukti langkah nyata perusahaan dalam melindungi ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati laut. 

Satria menambahkan pelestarian lingkungan hanya dapat tercapai jika dilakukan bersama. Maka dari itu, kami mengajak seluruh pihak untuk bergerak secara beriringan melalui penanaman, perawatan, dan edukasi lingkungan yang berkesinambungan. 

Kemampuan mangrove dalam penyerapan karbon dan mitigasi dampak perubahan iklim mendukung SDGs ke-13 tentang Penanganan Perubahan Iklim. Selain itu, kegiatan ini juga turut menjaga ekosistem pesisir yang relevan dengan SDGs 14 tentang Ekosistem Laut sekaligus melindungi habitat darat yang merupakan tujuan dari SDGs 15 tentang Ekosistem Daratan.

Upaya pelestarian mangrove ini diharapkan menjadi langkah penting dalam menciptakan masa depan lingkungan yang lebih lestari bagi Indonesia. Dengan semangat kolaborasi, Pertamina Patra Niaga Regional JBB berkomitmen untuk terus menghadirkan berbagai program berkelanjutan yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat pesisir sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut.

4. Waru

Waru (Hibiscus tiliaceus) memiliki akar lebar yang efektif menahan abrasi dan menjaga struktur tanah di pesisir Kalimantan, sekaligus melindungi dari gelombang tinggi. Pohon ini menciptakan naungan yang mengurangi erosi angin dan mendukung ekosistem mikro untuk serangga dan burung. Waru juga memiliki nilai estetika untuk ekowisata. 

5. Nipah

Nipah (Nypa fruticans) tumbuh di muara sungai dengan akar serabut yang kuat, mencegah abrasi di area berair payau seperti pesisir Riau. Tanaman ini melindungi tanah dari erosi, menyediakan habitat bagi ikan, dan mendukung ekonomi melalui getahnya untuk gula atau bahan bakar bio. Nipah juga membantu menjaga kualitas air dengan menyaring polutan.

Tanaman tahan abrasi seperti mangrove, kelapa, pandan laut, waru, dan nipah menawarkan solusi alami untuk melindungi pesisir Indonesia dari erosi, sekaligus mendukung biodiversitas, mitigasi iklim, dan ekonomi lokal. Keterlibatan pemerintah, sektor swasta hingga masyarakat dalam menjaga tanaman tahan abrasi menjadi langkah antisipasi bagi daerah dan penduduk di pesisir pantai dari ancaman ombak laut.