Pertanyaan ‘Ceritakan Tentang Diri Anda’ Paling Sering Ditanya, Ini Jawaban Pintarnya
- Freepik
Lifestyle –Wawancara kerja baru dimulai. Pewawancara tersenyum, menyapa ramah, lalu berkata, “Ceritakan sedikit tentang diri Anda.” Meski terdengar santai, banyak kandidat langsung bingung menjawab. Ada yang bercerita terlalu panjang, ada pula yang malah seperti curhat. Padahal, ini salah satu pertanyaan paling menentukan arah wawancara.
Menurut pakar perilaku kerja dan penulis buku Tame Your Terrible Office Tyrant, Lynn Taylor , pertanyaan ini sering disalahartikan sebagai pembuka basa-basi. Padahal, pewawancara sedang menilai banyak hal seperti bagaimana kamu memandang dirimu sendiri, seberapa percaya diri kamu menyampaikan informasi, dan apakah kamu benar-benar tahu posisi yang kamu lamar.
“Manajer perekrutan ingin tahu seberapa cocok Anda untuk posisi ini bukan seluruh sejarah hidup Anda,” jelas Taylor dalam salah satu artikelnya di Business Insider.
Pertama pahami apa yang sebenarnya ingin diketahui oleh pewawancara melalui pertanyaan tersebut. Pewawancara tidak meminta kisah hidup sejak kamu SD. Mereka juga tidak tertarik pada hobi yang tidak relevan atau cerita keluarga. Inti dari pertanyaan ‘Ceritakan tentang diri Anda’ adalah untuk:
- Mengukur seberapa terstruktur kamu menjelaskan pengalamanmu
- Menilai apakah kamu paham posisi yang kamu lamar
- Melihat kecocokan gaya komunikasi dan karakter pribadimu
Dengan kata lain, ini adalah kesempatan untuk menjual dirimu secara profesional dalam waktu singkat.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
Masih banyak kandidat yang gagal di awal wawancara hanya karena salah menjawab pertanyaan ini. Beberapa kesalahan paling umum antara lain:
- Terlalu panjang dan tidak fokus
Contoh: “Saya lahir di Bandung, anak keempat dari lima bersaudara. Dulu waktu kecil saya suka gambar…” (sudah melenceng jauh). - Terlalu pribadi atau emosional
Contoh: “Saya harus bekerja sejak SMA karena ayah saya meninggal, jadi saya mandiri…” - Terlalu umum dan klise
Contoh: “Saya orang yang pekerja keras, suka belajar, bisa kerja di bawah tekanan…” - Tidak menyinggung relevansi posisi
Contoh: “Saya suka baca buku dan traveling...” (jika posisi yang dilamar tidak ada hubungannya).
Menurut Lynn Taylor, kandidat yang terlalu banyak bercerita tanpa arah akan terlihat tidak siap dan kurang profesional.
Struktur Jawaban Ideal: Format 3 Bagian
Agar jawaban kamu terdengar singkat, jelas, dan terstruktur, gunakan pendekatan masa lalu – masa kini – masa depan:
- Masa Lalu (Background ringkas)
Sebutkan pendidikan, jurusan, dan pengalaman kerja yang relevan. - Masa Kini (Apa yang sedang kamu kerjakan)
Fokus pada tanggung jawab dan pencapaian saat ini. - Masa Depan (Mengapa kamu tertarik dengan posisi ini)
Hubungkan tujuan kariermu dengan posisi yang dilamar.
Contoh jawaban:
“Saya lulusan Ilmu Komunikasi dan telah bekerja sebagai content strategist selama tiga tahun. Saat ini, saya menangani kampanye digital untuk beberapa klien besar di bidang FMCG. Saya sedang mencari peran yang memungkinkan saya terlibat lebih jauh dalam pengembangan strategi merek—dan posisi ini sesuai dengan arah karier saya.”
Struktur ini membantu kamu mengarahkan perhatian pewawancara ke hal yang paling relevan.
Contoh Jawaban Berdasarkan Jenis Kandidat
1. Fresh Graduate
Jika belum punya pengalaman kerja penuh, fokuslah pada proyek, organisasi, atau magang:
“Saya baru saja lulus dari Teknik Informatika dengan fokus pada pengembangan aplikasi. Selama kuliah, saya aktif di komunitas programming dan pernah magang sebagai junior developer di startup edtech. Saya tertarik dengan posisi ini karena ingin mengembangkan keterampilan backend saya di lingkungan yang dinamis.”
2. Kandidat Mid-Level
Tunjukkan perkembangan karier dan pencapaian:
“Saya memulai karier sebagai staf akuntansi dan kini menjabat sebagai supervisor dengan tim 4 orang. Saya telah membantu efisiensi laporan keuangan bulanan hingga 30%. Kini saya mencari tantangan baru di perusahaan yang lebih besar untuk memperluas pengalaman saya di manajemen keuangan.”
3. Career Switcher
Fokus pada transferable skills dan motivasi berpindah bidang:
“Selama 5 tahun terakhir saya bekerja di dunia perhotelan sebagai customer relations. Saya sangat terbiasa dengan dinamika komunikasi dan penyelesaian masalah. Saya kini ingin beralih ke posisi account executive karena ingin mengembangkan skill komunikasi saya dalam konteks bisnis yang lebih luas.”
Tips Agar Jawaban Tidak Terdengar Seperti Hafalan
Meskipun kamu perlu latihan, penting untuk tidak terdengar seperti membaca skrip. Berikut beberapa tips:
- Batasi durasi jawaban: sekitar 60–90 detik
- Gunakan bahasa natural: bayangkan kamu sedang memperkenalkan diri di acara networking, bukan membaca biodata
- Ton suara: percaya diri, antusias, dan tidak gugup
- Akhiri dengan kaitan ke posisi: tunjukkan bahwa kamu tahu alasan kamu melamar pekerjaan tersebut
Contoh penutup:
“Saya sangat antusias dengan kesempatan ini karena saya yakin pengalaman saya bisa memberikan kontribusi langsung ke tim pemasaran digital di sini.”
Trik dari Ahli: Latih, Tapi Jangan Hafalkan
Latihan adalah kunci agar jawaban kamu mengalir lancar. Tapi bukan berarti kamu harus menghafal kata per kata.
Lynn Taylor menyarankan agar kandidat mempersiapkan bullet point penting, bukan naskah lengkap. Ini membuat kamu lebih fleksibel saat menyesuaikan jawaban dengan gaya wawancara yang berbeda-beda.
“Kamu boleh menyiapkan kerangka, tapi jangan menyulap jawaban jadi pidato. Pewawancara ingin mengenal kamu, bukan robot yang hafal skrip,” tegas Taylor.